November 23, 2012

Bioremidiasi dengan tanaman kuping gajah



 
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.


Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
  • Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
  • Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
  • Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.


Kuping gajah sebenarnya termasuk golongan anthurium. Tetapi orang lebih akrab menyebutnya kuping gajah saja. Mungkin karena corak daunnya yang terbentuk oleh tulang-tulang daun yang umumnya berwarna lebih muda. Pembudidayaan kuping gajah tergolong mudah. Selain dengan menggunakan biji dapat juga dengan cara stek. Media tanamnya pun cukup tanah biasa.

Kuping gajah terdiri dari banyak jenis. Berikut yang berhasil kami himpun dari berbagai sumber;

Kuping Gajah Crystalinum
Kuping gajah crystalinumanthurium crystallinumspesies kuping gajah jenis ini umum dan paling banyak dijumpai di indonesia sebagai tanaman penghias rumah. Rumah dengan tanaman ini memberikan kesan klasik dan homey. Pembiakan yang umum dilakukan adalah stek batang.

Kuping Gajah Clarinervium
Kuping gajah clarinerviumanthurium clarinerviummemiliki dimensi daun maksimal terkecil dibanding jenis lainnya dan pertumbuhan lambat. Clarinervium unggul dalam ketebalan daunnya. Corak terbentuk dari alur tulang daun yang berwarna keputihan dengan warna cenderung melebar keluar tulang daun. Jadi perbandingan dengan dimensi daun, maka alur putih terlihat paling dominan. Di belanda, ada sebuah perusahaan yang mengembangbiakkan anthurium ini secara besar-besaran.

Kuping Gajah Nikki
Kuping gajah nikkiwarna daun hijau kekuning-kuningan dengan dimensi yang cenderung besar. secara menyeluruh, daun terlihat lemas. dari batang utama seringkali muncul anakan baru sehingga berkesan merumpun.

Kuping Gajah Papillilaminum

Kuping gajah papillilaminumwarna daun hijau tua. tulang daun pada anthurium ini termasuk yang paling tidak tegas sehingga corak yang terbentuk pada lembar daunpun terkesan samar-samar.

Kuping Gajah Regale

Kuping gajah regaleregale merupakan anthurium kuping gajah yang sosoknya paling kokoh. menurut saya, corak yang terbentuk dari alur tulang daun pada anthurium regale adalah yang terbagus dan terunik dibanding jenis anthurium kuping gajah lainnya. jenis corak ada banyak variasi, sehingga kemudian muncul banyak nama-nama regale yang digolongkan menurut coraknya. karakter daun akan semakin bagus terlihat pada daun yang sudah besar. daun regale dapat mencapai dimensi maksimal sangat besar/huge sampai dengan panjang daun 2m. saya mendapatkan spesies ini dari amerika serikat dan amerika selatan.

Kuping Gajah Ace of Spades
Kuping gajah ace of spades 1anthurium ace of spades 2pada pembelian pertama kali, ace of spades yang saya dapatkan adalah jenis kuping gajah dengan warna daun kehitaman. karena keunikannya inilah, maka kemudian saya berniat untuk membelinya lagi. tetapi yang saya terima di pembelian kedua ini tidak selegam sebelumnya dengan perkembangan dimensi daun yang cenderung lebih cepat. kemungkinan hal ini terjadi karena pembiakan dari biji, sehingga anakan tidak selalu identik dengan induknya.

Botani


Sinonim
:
Anthurium froebelii Hort.
Klasifikasi


Divisi
:
Spermatophyta
Sub Divisi
:
Angiospermae
Kelas
:
Monocotyledoneae
Bangsa
:
Arales
Suku
:
Araceae
Marga
:
Anthurium
Jenis
:
Anthurium andreanum Linden
Nama


Umum/Dagang
:
Kuping gajah.
Jawa
:
Kuping gajah (Jawa Tengah).
Deskripsi


Habitus
:
Semak, tahunan, tinggi 20 – 50 cm.
Batang
:
Tegak, masif.
Daun
:
Tunggal, duduk dalam roset akar, berpelepah, lonjong, panjang 25 – 30 cm, lebar 15 - 20 cm, pertulangan menyirip, tulang daun keputih-putihan, hijau.
Bunga
:
Majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, kelopak bulat, halus, kepala sari kuning, mahkota kuning.
Buah
:
Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua merah kecoklatan.
Biji
:
Bulat, hijau.
Akar
:
Serabut, putih kotor.

Khasiat
Daun Anthurium andreanum berkhasiat sebagai obat bengkak pada tenggorokan dan mulut.
Obat bengkak pada tenggorokan dan mulut : dipakai ± 10 gram daun segar Anthurium andreanum, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan, dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Kandungan Kimia
Daun dan batang Anthurium andrianum mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

0 komentar:

.:: Search

.:: Jurnal

Science Direct

.:: LibGen

http://libgen.org/scimag/

.:: Facebook

.:: Koleksi e-Book

.:: Followers

.:: Traffic

Diberdayakan oleh Blogger.