Februari 16, 2013
ANALISIS KONDUKTOMETRI AIR
7:58:00 AM
| Diposting oleh
Unknown
|
Titrasi konduktometri merupakan salah
satu dari sekian banyak macam – macam titrasi. Konduktometri merupakan metode
analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar
listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam
larutan. Gejala ini yang membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit yaitu
dengan menggunakan bola lampu yang dihubungkan dengan dua batang karbon dan
arus listrik yang menghubungkannya dengan dua elektroda sejenis. Elektroda yang
digunakan pada analisis konduktometri adalah elektroda inert (platinum yang
terplatinasi) untuk mengukur konduktansi/daya hantar larutan elektrolit antara
kedua elektroda tersebut.
Biasanya digunakan arus
bolak balik (Hantaran arus DC), misal arus yang berasal dari batrei melalui
larutan merupakan proses faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua
elektroda. Prinsipnya sama dengan analisis dengan metode
elektrolisis hanya saja analisis
konduktometri ditekankan pada pengukuran secara
kuantitatif menggunakan alat yang
disebut konduktometer.
(Anonim. 2010.http://www.scribd.com/doc/88350574/Makalah-Konduktometri)
Konduktometri
adalah metode analisis yang menggunakan dua elektroda inert (platinum yang
terplatinasi) untuk mengukur konduktansi/daya hantar larutan elektrolit antara
kedua elektroda tersebut. Biasanya digunakan arus bolak balik dan alat
penyeimbang jembatan Wheatstone.
Dalam bagian ini akan
dibicarakan sifat-sifat listrik suatu larutan yang tidak tergantung pada reaksi
elektrodanya. Menurut hokum Ohm:
I = E/R
Dimana: I = arus (ampere)
E = tegangan (volt)
R = tahanan (ohm)
Hukum diatas berlaku bila difusi dan
reaksi elektroda tidak terjadi. Konduktansi didefinisikan sebagai kebalikan
dari tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho.
Hantaran L suatu larutan berbanding lurus dengan luas
permukaan elektroda (a), konsentrasi ion per satuan volume (Ci), pada hantaran
ekuivalen ionic (λi) tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda (d)
sehingga :
L = a/d × Σi Ci λi
Tanda Σ menyatakan bahwa sumbangan
berbagai ion terhadap konduktansi sifatnya aditif. Karena a dan d dalam satuan
cm maka konsentrasi C satuannya dalam mL. bila konsentrasinya dinyatakan dalam
satuan Normalitas maka harus dikalikan faktor 1000. Nilai a/d = θ merupakan
faktor geometri selnya dengan nilai konstan untuk suatu sel tertentu sehingga
disebut tetapan sel, seperti :
L = Σi Ci λi / 1000 θ = Σi Ci λi a / 1000 d
Selain hantaran ekuivalen ionik, dikenal
pula ekuivalen hantaran A, yang nilainya = Σλt, sedangkan konduktivitas
spesifik didefinisikan sebagai :
K = L (a/d) = Lθ
Tetapan sel dapat ditentukan dengan cara
eksperimental dengan persamaan tersebut dimana pengukuran hantaran dilakukan
pada larutan yang diketahui hantaran spesifiknya. Pada umumnya KCL digunakan
sebagai larutan pembanding. Nilai konduktansi spesifik (K) pada 20⁰C pada konsentrasi
berbeda-beda ialah :
71,13 g/kg = 0,11134 mho/cm
7,414 g/kg = 0,01265 mho/cm
0,749 g/kg = 0,00140 mho/cm
Hantaran elektronik
merupakan besaran yang tergantung pada temperatur, berarti pengukuran harus
dilakukan pada temperatur yang tetap. Biasanya semua pengukuran dibuat pada 25⁰C, λ tergantung pada
konsentrasi ionik suatu larutan dan bertambah besar dengan adanya pengenceran.
(Hannahan. 2011. http://hannanahan.wordpress.com/2011/11/15/konduktometri/)
Pengukuran
konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung pada
frekuensi arus yang digunakan. Jika arus frekuensinya bertambah besar, maka
kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode
analisis yang berdasarkan daya hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada
jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Menurut hokum ohm arus (I)
berbanding lurus dengan potensial listrik (E) yang digunakan, tetapi berbanding
terbalik dengan tahanan listrik (R).
I = E / R
G = I / R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari
tahan yang mempunyai satuan ohm atau Siemens (S), bila arus listrik dialirkan
ke suatu larutan melalui luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik
dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G = I / R = k x A / I
Dimana: A / I = tetapan sel
K
= daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
Titrasi
konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (maksimum 300 Hz) , Titrasi
konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi yang disebut titrasi
frekuensi tinggi.
Titrasi konduktometri
frekuensi arus rendah. Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak
ada perubahan volum yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan
karena akan terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan
terjadi perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga dapat diamati reaksi
yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi ini
terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang
mempunyai konduktivitas rendah.
Pada titrasi
penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan
konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran diukur pada setiap
penambahan sejumlah pereaksi pengukuran titik akhir titrasi berdasarkan dua
alur garis yang saling berpotongan. Titik potong ini disebut titik ekivalen.
Secara praktek,
konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang dititrasi,
kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara
potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara koduktometri dapat dilakukan,
selain itu secara konduktometri contoh suhu tidak perlu dilakukan.
Titrasi konduktometri
frekuensi arus tinggi. Titrasi ini sesuai untuk sel yang terdiri atas sistem reaksi
yang dibuat bagian atau dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi
beberapa MHz. Keuntungan cara ini antara lain elektroda ditempatkan diluar sel
dan tidak langsung kontak dengan zat lain, sedangkan kerugiannya respon tidak
spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan tetapan dielektrik dari
sistem, selain itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen
system.
(Wanda. 2012. http://namikaze-wanda.blogspot.com/2012/01/konduktometri-2.html)
Titrasi
konduktometri merupakan metode analisa kuantitatif yang didasarkan pada
perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Dalam konduktometri diperlukan
sel konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan sel. Namun titrasi ini kurang
bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi.
Konduktometri merupakan metode analisis
kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G)
suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya
hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion
yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar
listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan ®, sehingga daya hantar listrik
mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik dialirkan ke dalam suatu larutan
melalui dua electrode, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan
luas bidang luas bidang electrode, maka daya hantar listrik (G) berbanding
lurus dengan luas bidang electrode (A) dan berbanding terbalik dengan jarak
kedua electrode (l). jadi,
G= 1/R=k A/l
Dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan
ohm-1cm-1.
Biasanya konduktometri
merupakan prosesur titrasi, sedangkan konduktometri bukanlah prosedur titrasi.
Metode konduktasi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan
antara konduktasi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan
sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak
elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak
berfungsi secara linear dengan konsentrasi.
Titrasi konduktometri sangat berguna bila
hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang
bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionic terlalu tinggi, misalkan
titrasi Fe3+ dengan KMnO4, dimana perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik
ekivalen terlalu kecil dibandingkan besarnya konduktasi total (Khopkar, 2008).
Larutan ada dua jenis
yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit sering kali
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik
digolongkan ke dalam elektrolit kuat, dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat
adalah suatu senyawa bila dilarutkan dalam pelarut (misalnya air) akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Sedangkan, elektrolit lemah adalah elektrolit yang sifat penghantaran
listriknya buruk. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa, dan garam.
Konduktivitas suatu
larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang
ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan suatu elektrolit
diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3
larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode
yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh
larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit
kuat oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah.
Untuk elektrolit kuat,
nilai batas dari konduktivitas molar, Ao, dapat ditentukan dengan meneruskan
pengukuran sampai konsentrasi-konsentrasi rendah dan lalu meng-ekstrapolasi
grafik antara konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke konsentrasi nol.
Untuk elektrolit lemah seperti asam asetat dan ammonia metode ini tidak dapat
digunakan, karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada konsentrasi
terendah yang dapat diukur dengan baik (~10-14 M). Namun, konduktans batas ini
bisa juga dihitung atas dasar hokum migrasi tak bergantung (independen) dari
ion.
(Nunung.2011. http://nugiluph24.blogspot.com/2011/05/konduktometri.html)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar