April 04, 2013
Pembuatan N-Butil Bromida
2:35:00 PM
| Diposting oleh
Unknown
|
Senyawa alkil halida telah banyak digunakan dalam
penelitian dan bidang industry sebagai senyawa antara untuk menghasilkan
senyawa-senyawa lain yang bermanfaat. N- butyl bromide termasuk senyawa alkil
bromide primer yang dapat dibuat dari alcohol primer, yaitu n-butil alcohol
(butanol) dengan mereaksikannya dengan natrium bromide dengan bantuan asm
sulfat pekat dengan reaksi sebagai berikut :
C4H5OH
+ NaBr + H2SO4 → C4H9Br + NaHSO4 + H2O
Butil
bromide merupakan salah satu halogen alkana yang dikenal juga sebagai alkil halide.
Nama lain dari butil bromide adalah bromo butane atau bias saja juga disebut
dengan butil bromida. Rumus bangun dari butyl bromide adalah sebagai berikut :
CH3
– CH2 – CH2 - Br
Butyl bromide
n-butil bromide
Butil
bromide mengandung seebuah bromo (Br) disalah satu gugusnya. Bromo adalah unsur
kimia dalam tabel periodic unsure yang memiliki symbol Br dan nomor atom dalam
gugus fungsi. Gugus alkilnya “butil” dan satu atom hydrogen telah digantikan
dengan unsur Br. Butil bromida digunakan sebagai agen alkil yang dapat
menghasilkan group atau kelompok alkil butyl yang membentuk ikatan-ikatan
karbon dalam sintesis organik.
Butil
bromide mempunyai warna kuning, biasanya dalam wujud cair, jika dilarutkan
dalam air kelarutannya relative kecil, bersifat stabil dalam keadaan biasa.
Butyl bromide akan teroksidasi dalam cahaya, larut dalam eter dan etanol.
N-butil
bromide digunakan atau dimanfaatkan dalam sintesis karbon organic. N-butil
bromide juga termasuk produk yang dihasilkan melalui aksi substitusi klasik
nukleofilik yang dilakukan oleh banyak laboratorium. Agencinya harus berkisar
antara 218 – 700 ribu pon yang akan stabil dibawah suhu normal dan didalam
tekanan yang normal.
Hyosene
n-butil bromide adalah salah satu contoh dari butyl bromide yang berguna dalam
obat-obatan. Disamping itu ada juga valemat bromide yang digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri.
Nukleofilitas
adalah ukuran kemampuan suatu pereaksi untuk menyebabkan nukleofil melakukan
reaksi substitusi. Nukleofilitas relative dari sederet pereaksi ditentukan oleh
laju relative
CH3CH2
– Br + OH- → CH2CH2 – OH + Br-
H2O ROH-
Cl- OH- OR-
I- C = N
(naiknya
nukleofilitas)
Suatu
daftar nukleofilitas relative tidak parallel searah eksat dengan daftar kuat
basa. Namun, suatu basa kuat biasanya nukleofil yang lebih baik daripada cl-
atau H2O.
Adapun
factor – factor yang mempengaruhi nukleofilitas adalah karena beberapa alkil
halide dapat menjalani reaksi substitusi dan eliminasi yang saling bersaingan.
Pereduksi seperti OH dapat bertindak sebagai suatu nukleofil maupun sebagai
suatu basa dalam suatu bejana reaksi.
Banyak
senyawa organologam yang bersifat toksic atau beracun dan harus digunakan
dengan hati-hati. Misalnya tetraklorida (CCl4) dan kloroform (CHCl3)
yang dapat mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insectisida
yang mengandung organologam seperti DDT digunakan secara meluas dalam
pertanian. Namun , penggunaan itu merosot akhir-akhir ini dikarenakan efek yang
merusak lingkungan. Dipihak lain , beberapa senyawa halogen tampaknya sangat
aman dan beberapa digunakan sebagai pemati rasa hirupan. Contohnya , adalah
halotana (CH3CHBrCl) dan metoksi flurana .
(Penuntun Belajar. Hal : 60-61)
Pembuatan
n-butil bromide berdasarkan penelitian menggunakan SN2 dengan
mengkonversi 1-butanol untuk bromide 1-bromo butane. Reaksi substitusi
merupakan suatu reaksi dimana satu atom ion atau gugus disubstitusikan untuk
menggantikan ion, atom atau gugus lain.
HO- + CH3CH
- Br
→ CH3CH2 – OH + Br-
Ion
hidroksida bromo etana etanol
Dalam
reaksi substitusi alkil halide, halide itu disebut gugus pergi yang baik
(leaving group). Suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser
dari ikatan-ikatannya dengan suatu atom karbon.
Spesiasi
yang menyerang suatu alkil halide dalam suatu reaksi substitusi disebut
nukleofil (nucleophile/ pencinta nucleus) sering dilambangkan dengan Nu. Dalam
persamaan reaksi diatas , OH- dan CH3O- adalah nukleofil. Umumnya sebuah nukleofil
adalah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat positif. Jadi , sebuah
nukleofil ialah suatu basa lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun
beberapa molkul polar yang netral, seperti H2O, CH3OH,
dan CH3CH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil.
Molekul
netral seperti ini memiliki pasangan electron menyendiri yang dapat digunakan
untuk membentuk ikatan sigma. Substitusi oleh nukleofil disebut substitusi
nukleofil atau pengganti nukleofil.
(Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Hal : 170)
Lawan
dari nukleofil adalah elektrofil (pecinta electron) yang sering dilambangkan
dengan ET. Suatu elektrofil adalah spesi apa saja yang tertarik ke puasat
negative. Jadi , suatu elektrofil adalah suatu asam lewis seperti H+
atau ZnCl2. Suatu asam lewis ini merupakan hasil pengembangan teori
lewis dari teori asam basa. Arrhenius pada waktu yang hampir bersamaan dengan
Bronsted dan Lowry (1923). Teori lewis memiliki kelebihan disbanding teori
bronsted lowry yaitu teori tersebut memungkinkan penggolongan asam basa
digunakan dalam rekasi-reaksi dimana baik H+ maupun OH-
tidak ada. Dalam hal ini asam H+ adalah sebagai penerima pasangan
electron .
(petrucci.kimia dasar II.hal : 203)
Pada
kimia organic maupun anorganik, substitusi nukleofil adalah suatu kelompok
dasar reaksi substitusi, dimana sebuah nukleofil yang kaya electron, secara
selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia
atau atom yang disebut gugus lepas.
Bentuk reaksi umum ini adalah :
Nu
: + R-X → R-Nu + X
Dengan
Nu menandakan nukleofil, yang menandakan pasanganelektron, serta R-X menandakan
substrat dengan gugus pergi ke X. Pada reaksi tersebut, pasangan electron dari
nukleofil menyerang substrat membentuk ikatan baru. Sementara gugus pergi melepaskan diri bersama dengan sepasang
electron. Produk utamanya adalah R- Nu. Nukleofil dapat memiliki muatan listrik
negative ataupun netral. Sedangkan substrat biasanya netral atau bermuatan
positif. Contoh substitusi nukleofilik adalah hidrolisis alkil bromide (R - Br)
pada kondisi basa, dimana nukleofilnya adalah OH- dan gugus perginya
adalah Br-.
R
– Br + OH- → R – OH + Br-
Reaksi
substitusi nukleofilik sangat dijumpai pada kimia organic dan reaksi-reaksi ini
dapat dikelompokkan sebagai reaksi reaksi yang terjadi pada karbon alifatik
atau pada karbon aromatic atau karbon tak jenuh lainnya.
Sintesis
biasanya terdiri dari penggabungan kepingan kecil dan sederhana menjadi molekul
besar yang kompleks. Untuk membuat sebuah molekul yang mengandung banyak atom
dari molekul-molekul yang mengandung atom lebih sedikit, dapat diketahui
bagaimana membuat dan memecahkan ikatan kimia. Walau sintesis urea dari Wohler
suatu kebetulan, sintesis akan lebih efektif dan terkendali jika dilakukan
dengan cara-cara yang rasional, sehingga semua atom yang tersusun akan
berhubungan satu sama lainnya dengan benar dan menghasilkan produk yang dihasilkan.
Ikatan
kimia dibuat dan dipecahkan melalui reaksi-reaksi kimia. Dengan demikian kita
dapat mempelajari bagaimana menyambung molekul-molekul secara spesifik, suatu
pengetahuan dalam sintesis.
Pada
saat ini senyawa organic yang telah disintesis dalam laboratorium dan industry
kimia jauh lebih banyak daripada yang diisolasi (dipisahkan) dari alam
tetumbuhan dan hewan. Ada beberapa alas an mengapa penting sekali sintesis
molekul. Pertama , dapat mensintesis produk alam dilaboratorium dengan
mudahvdan dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
pemisahan dari alam.
Alasan
lain untuk sintesis adalah untuk menciptakan zat-zat baru yang mungkin memiliki
sifat-sifat yang lebih berguna dibandingkan dengan hasil-hasil alami. Serat sintetik seperti
nilon dan orlon yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang lebih berguna dan
lebih baik dari serat alami seperti sutra, kapas dan sisal. Banyak senyawa
dalam obat-obatan adalah sintetik (termasuk aspirin, eter, novocain, dan
harbiturat).
Contoh
dari reaksi substitusi nukleofilik yang terjadi pada gugus karbonil pada sebuah
keton dan langsung melalui substitusi dengan senyawa hemiasetat yang tidak
stabil. Pada kimia organic ataupun pada kimia anorganik, substitusi nukleofilik
adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi.
Menurut
kinetiknya reaksi nukleofilik dapat dikelompokkan menjadi reaksi SN1
dan reaksi SN2. Substitusi pada “ halogen alkana primer “ atau
reaksi SN2. Nukleofilik adalah sebuah spesies (ion atau molekul)
yang tertarik dengan kuat kesebuah daeraah yang bermuatan positif pada sesuatu
yang lain.
Nukleofil
dapat berupa ion-ion penuh atau memiliki muatan yang sangat negative pada suatu
tempat dalam sebuah molekul. Nukleofil – nukleofil yang umum antara lain ion
hidroksi, ion sianida, air dan amoniak. Perhatikan bahwa masing-masing
nukleofil mengandung sekurang-kurangnya satu pasangan electron.
Pada
alkil halide tersier tidak dapat bereaksi secara SN2, bagaimana
produk substitusi itu, ternyata alkil halide tersier mengalami substitusi
dengan suatu mekanisme yang disebut reaksi SN1 (substitusi
nukleofilik unimolekular). Hasil eksperimen yang diperoleh dalam reaksi SN1
cukup berbeda dengan reaksi SN2 secara khas tanpa mengalami suatu
stantiomer murni dari suatu alkil halide yang mengandung karbon C – X yang
tidak mengalami reaksi SN1, maka diperoleh dalam reaksi SN2,
juga disimpulkan bahwa pada reaksinya pengaruh konsentrasi SN2.
Mekanisme
rekasi 1-butanol dengan hydrogen bromide berlangsung dengan pemindahan air oleh
ion bromida dari bentuk protonasi alcohol (ion alkilosonium).
Florinasi
nukleofilik menggunakan CSF atau flourida logam alkali sesuai pada waktu reaksi
singkat dihadapan (bmim) (BF4) affording produk yang diinginkan
tanpa produk sampingan. Substitusi nukleofilik seperti halogenations,
acetoxylextoon natriliton dan nikoxylations dihadapan garam ionic menyediakan
produk yang diinginkan dalam hasil yang baik.
Atom
halogen (F, Cl, Br atau I) dapat diwakili oleh X. dengan menggunakan lambing
umum, maka alkil halide ialah RX dan aril halide seperti bromo benzene (C6H5Br)
ialah ARX. Ikatan sigma karbon halogen terbentuk oleh saling mendidihnya suatu
orbital atom halogen dan suatu orbital halogen atom karbon. Tak dapat
dipastikan mengenai ada tidaknya hibridisasi atom karbon. Dalam suatu halide
organic, karena sebuah halogen hanya membentuk satu ikatan kovalen dank arena
itu dapat sudut ikatan disekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital
halide yang sama tipenya untuk mengikat halogen maupun atom karbon lain.
Dalam
reaksi kimia, struktur bagian alkil (dari) alkil halide berperan. Oleh karena
itu peru dibedakan empat tipe alkil halide yaitu : metil , primer, sekunder,
dan tersier. Suatu metil halide ialah suatu struktur dalam suatu hydrogen dari
metana yang telah digantikan oleh sebuah halogen. Karbon ujung alkil halide
ialah atom karbon yang terikat pada karbon ujung alkil halide primer (1.) (RCH2X)
mempunyai satu gugus alkil terikat pada karbon ujung. Alkil halide primer (satu
gugus alkil terdekat pada ujung)
CH3
→ CH2Br
Bromoetana
(etil bromida)
Suatu
alkil halide sekunder (2.)
(R2CHX) mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon ujung,
dan suatu alkil halide tersier (3.)
(R3CHX) mempunyai tiga gugus alkil yang terikat pada karbon ujung
(perhatikan bahwa sebuah halogen yang terikat pada suatu sikloalkana haruslah
sekunder atau tersier).
Karena
dapat bereaksi lebih dari satu reaksi antara sebuah alkil halide dan sebuah
nukleofil atau basa, maka reaksi substitusi dan reaksi eliminasi dikatakan
sebagai reaksi bersaing. Reaksi bersaingan lazim dijumpai dalam kimia organic.
Karena campuran produk kebanyakan persamaan organic tidak dilengkapi secara
stokiometris.
Dalam SN2
alkil halide, metil halide menunjukkan laju tertinggi, diikuti oleh alkil
halide primer, kemudian alkil halide sekunder. Alkil halide tersebut tidak
bereaksi SN2.
3. RX 2. RX 1. RX CH3X
Naiknya
laju reaksi SN2
Dengan
bertmbahnya jumlah gugus alkil yang terikat pada karbon ujung (CH3X
→ 1. + 2. → 3.), keadaan transisinya bertambah berjejal dengan atom.
Perhatikan contoh berikut dari reaksi alkil bromida dengan ion metoksida (CH3O-)
sebagai nuklofil (CH3O- + RBr → CH3OR + Br-),
yang ditunjukkan. Jejealan ruang dalam sturktur-struktur disebut rintangan
sterik (steric hindrance). Bila gugus-gugus besar berjejalan dalam suatu ruang
sempit, tolak-menolak antara gugus bertambah parah dank arena itu energy system
tinggi. Dalam suatu reaksi SN2 energi suatu keadaan transisi yang
berjejal lebih tinggi daripada energy keadaan transisi dengan rintangan sterik
pindah. Karena inilah maka laju reaksi makin menurun dalam deret metil, primer,
sekunder dan tersier.
Bantu Kami dengan Klik Iklan Berikut,,, Terimakasih
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar