April 02, 2013
Titrasi Asam Basa
2:10:00 PM
| Diposting oleh
Unknown
|
Beberapa
pandangan mengenai perilaku asam basa
dapat dijelaskan melalui teori yang dikembangkan oleh Arhenius. Menurut
Arhenius asam adalah senyawa yang melepaskan ion hidrogen dalam larutan
berair. Asam memiliki sifat berasa asam, mengubah lakmus dari biru
menjadi merah, dan bereaksi dengan logam aktif menghasilkan gas H2 .
Sifat khas suatu asam sebenarnya merupakan sifat dari ion H+ Dengan
kata lain ion H+ adalah pembawa sifat asam.
Arrhenius
mendefinisikan basa sebagai senyawa yang
melepaskan hidroksida dalam larutan berair, contoh NaOH. Ion hidroksida ini diyakini Arrhenius sebagai
pembawa sifat khas basa yaitu,pahit, terasa licin dikulit,dan sebagainya.
Jika sejumlah
tertentu asam dan basa dicampurkan sifat khas asam dan basa tersebut akan hilang.
Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi,pada reaksi tersebut
akan dihasilkan suatu garam dan air. Semua asam Arrhenius juga diklasifikasikan
sebagai asam oleh Browsted – Lowry. Sebagai contoh pada reaksi gas hidrogen
klorida, HCL dengan air untuk menghasilkan asam klorida, gas hidrogen klorida
berperan sebagai pemberi proton. Berdasarkan Bronsted – Lowry, asam adalah
donor proton, sedangkan basa merupakan akseptor proton. Menurut Bronsted –
lowry suatu reaksi asam basa dapat berlangsung tanpa adanya medium air,
contohnya pada reaksi berikut ini :
HCl + NH3 → NH4 + Cl-
Menurut Lewis reaksi yang melibatkan amonia atau air
terjadi dikarenakan adanya pemakaian elekteron bersama pasangan elektron bebas
yang dimiliki keduanya untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan spesi
lain sehingga amonia dan air dalam
reaksi tersebut bertindak sebagai
basa.secara singkat dapat dijelaskan,menurut Lewis asam merupakan suatu spesies
yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa merupakan suatu
spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas. Jadi, yang tidak
memiliki pasangan elektron bebas adalah asam sedangkan yang memiliki pasangan
elektron bebas adalah basa.
Menurut teori
asam basa Lewis, asam merupakan spesi yang menerima pasangan elektron bebas.
Sedangkan berdasarkan reaksi diatas, HCl bertindak sebagai asam menurut Lewis.
Atom Klor merupakan atom yang lebih elektronegatifan dibandingkan dengan atom
H. Jadi molekul HCl merupakan molekul yang polar. Pasangan atom yang dimiliki
bersama antara H dan Cl cenderung lebih tertarik ke atom Cl sehingga Cl
bersifat lebih negatif. Ketika molekul HCl menjadi semakin dekat keatom Cl ,
maka akibatnya ikatan kovalen koordinasi antara atom H dan N terbentuk, dan
ikatan antar atom H dengan Cl terputus. Oleh karena itu, molekul HCL bertindak sebagai asam
menurut Lewis karena menerima pasangan elektron bebas dari NH3. Asam lewis
tidak harus memiliki orbital kosong.
( http://www.chemistry.org.//teori-asambasa.html )
Dalam air murni
terdapat ion H+ dan ion OH-. Dalam
koordinasi konsentrasi yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH- maka
larutan tersebut disebut dengan larutan netral. Bila konsentrasi yang diketahui ( Atau sebaliknya penambahan asam kedalam
basa untuk mencapai titik akhir).
Titik ekivalen
adalah titik asam dimana asam tepat bereaksi denga semua basa. Idikator digunakan
untuk membantu kita kapan kita mengetahui titrasi harus dihentikan didekat titik ekivalen . saat titrasi
dihentikan disebut dengan titrasi akhir (titik akhir titrasi). Titik akhir
titrasi berbeda dengan titik ekivalen, tetapi perbedaannya tidak terlalu besar
sehingga digunakan indikator yang tepat yaitu yang memiliki trayek PH sekitar
titik ekivalen.
Prinsip titrasi
adalah pengukuran volume suatu larutan yang diperlukan untuk bereaksi dengan
larutan lainyang mempunyai volume tertentu atau zat terlarut dengan konsentrasi
tertentu. Titrasi asam basa merupakan metode analitis untuk menentukan jumlah
jumlah asam atau basa dalam suatu sampel. Hitungan titrasi yaitu ekivalen asam
basa dengan ekivalen basa.
VA .
NA . Nb
Konsentrasi asam basa sering
menggunakan Molaritas.
Analisa
volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kader komponen dari zat uji
ditetapkan berdasarkan volume reaksi pereaksi
( konsentrasi diketehui ) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji,
hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan
pereaksi tersebut. Proses yang dikenal
juga dengan analisa tirimetri.
Suatu pereaksi
dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat
–syarat sebagai berikut yaitu reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi
kimia tertentu, harus tidak ada reaksi samping. Yang kedua reaksi harus
berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik H+ sama denga konsentrasi OH- maka larutan
tersebut disebut larutan netral. Bila konsentrasi H+ lebih tinggi dari pada konsentrasi OH- maka larutan tersebut adalah larutan yang
bersifat asam,sedangkan bila konsentrasi H+ lebih rendah dari pada konsentrasi OH- maka larutan tersebut bersifat basa. pH atau
kadar larutan yang bersifat netral sama dengan tujuh. Larutan yang bersifat
asam pH nya kurang dari tujuh. Semakin kurang dari tujuh maka larutan tersebut
mempunyai sifat asam yang semakin kuat. Sedangkan bila PH nya lebih dari tujuh,
maka larutannya bersifat basa, semakin pH nya lebih dari tujuh maka semakin kuat basanya.
Pada titrasi
biasanya digunakan suatu indikator yang memberikan tanda kepada kita bahwa
campuran asam basa yang ada dalam larutan memiliki pertandingan yang benar
untuk mencapai suatu keadaan larutannya yang netral. Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna dari inikator atau kenaikan penurunan pH nya
yang tiba-tiba. Idealnya perubahan warna indikator akan terjadi pada saat kita
mencampurkan larutan itu padsa proporsi yang sama, tepat. Keadaan ini disebut
titik ekivalen. Kurva yang menunjukkan perubahan warna pH versus volume larutan
titrasi disebut dengan kurva titrasi. Bentuknya tergantung pada nilai Ka dan
konsentrasi asam basa yang digunakan.
( http://www.google.co.id/titrasi.html )
Prosedur untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan larutan tersebut
dengan larutan zat lain yang telah
diketahui konsentrasinya disebut dengan titrasi. Jika yang dilihatkan adalah
larutan asam dan larutan basa, titrasi itu disebut dengan titrasi asam basa.
Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku ( larutan standar ).
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana perubahan pada berbagai titrasi asam
basa. Titrasi asam basa merupakan penambahan secara hati-hati sejumlah larutan
basa dengan konsentrasi tertentu. Ekivalen suatu indikator harus ada untuk
menunjukkan titik ekivalen. Yang ketiga adalah reaksi harus berlangsung
cepat,sehingga titrasi dapat dilakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama.
Beberapa jenis
reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan, reaksi
oksidasi-reduksi,reaksi asam-basa,dan reaksi pembentukan kompleks. Pada
percobaan ini akan dilakukan titrasi asam basa. Pertamakali akan dilakukan
standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa. Yang selanjutnya digunakan
untuk menganalisis contoh yang mengandung asam. Bila sebagai titrasi adalah
larutan baku asam,maka endapan tersebut dinamakan Asidimetri dan apabila
larutan baku basa sebagai titran maka disebut Alkalimetri. Secara ringkas
reaksi asma basa atau netralisasi disebabkan oleh proton dari asam yang
bereaksi dengan OH- dari basa..
netralisasi disebabkan oleh proton dari asam yang bereaksi dengan OH-
dari basa.. Reaksi yang terjadi adalah :
H+ + OH- → H2O
Pereaksi yang
digunakan digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan titeratau
larutan beku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat baku
yang ditimbangkan secara seksama atau dengan penetapan yang dikenal dengan
standarisasi atau pembekuan. Larutan standar (baku) dibagi menjadi standar
primer dan standar sekunder. Kedua jenis larutan standar (baku) ini dapat
digunakan analisa kuantitatif suatu larutan senyawa.
Pereaksi pada
kebanyakan titrasi asam basa perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas.
Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indikator yaitu suatu senyawa organik
asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan
warna ionnya (warna basa), dimana indikator ini memperlihat perubahan warna pH
tertentu. Secara umum untuk titrasi asam basa indikator yang digunakan adalah
indikator penoptalin yang mempunyai trayek pH 8,3 – 10 dimana indikator senyawa
ini tidak berwarna pada larutan asam dan berwarna merah muda dalam larutan
basa.
Bila kuantitas
ekimolar dari suatu asam kuat seperti asam klorida (HCl) dan suatu basa kuat
seperti natrium hidroksida (NaOH) Dicampurkan dalam satu larutan, maka ion
hidrinium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk air
(H2O). Reaksi antara ion hidronium dari asam dengan ion hidroksida
dari basa sehingga membentuk senyawa air tadi merupakan reaksi penetralan.
Setelah reaksi
antara asam klorida dengan natrium klorida hidroksida maka akan tinggal larutan
dari ion dan .
Meskipun kedua ion ini tidak terlihat dalam proses penetralan dapat dikatakan
bahwa larutan NaCl terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi antara asam
klorida dengan natrium klorida atau dapat pula dikatakan reaksi asam basa. Reaksi asam basa yang
sama kekuatannya akan menghasilkan larutan yang bersifat netral. Asam dan basa
bereaksi dapat berasal dari suatu asam lemah ataupun basa kuat. Reaksi asam
basa kekuatannya berlainan akan menghasilkan larutan dengan sifat satu asam
lemah dan yang saytu lagi bersifat basa lemah. Itu semua tergantung pada
kekuatan atom asam konjugasinya dan basa konjugasinya yang dihasilkan. Semua
itu bertitik tolak pada larutan standar yang digunakan. Larutan standar yang
digunakan atau dipakai NaOH.
Perbedaan antara
titik akhir titrasi dengan titik ekivalen adalah titik ekivalen yang terjadi
pada saat reaksi asam dan basa mulai menetral, dimana asma menuju basa. Sedangkan
titik akhir titrasi terjadi karena pada saat dimana dari ion-ion asam dan basa
telah lengkap bereaksi maka hasilnya akan membentuk suatu senyawa air.
Proses yang
dikenal dengan titrasi oleh karena itu analisis volumetri dikenal juga dengan
“analisis titrimetri” suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa
titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut,reaksi harus berlangsung
sesuai persamaan reaksi kimia tertentu harus tidak ada reaksi samping,reaksi
harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekivalen, suatu
indikator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen,reaksi harus berlangsung
cepat, sehingga titrasi diperlakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama.
Proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan
ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna
disebut titrasi. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan
standard. Proses penentuan konsentrasi larutan standard disebut
“menstandardkan” atau “membakukan”. Larutan yang diketahui konsentrasinya
disebut larutan standard Larutan standard adalah larutan yang diketahui
konsentrasinya, yang akan digunakan pada analisis volumetrik.
Ada cara dalam menstandardkan larutan yaitu:
1.
Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni
dengan berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu
secara tepat. Larutan ini disebut larutan standard primer, sedangkan zat
yang digunakan disebut standard primer.
2.
Larutan yang konsentrasinya tidak
dapat diketahui dengan cara menimbang zat kemudian melarutkannya untuk
memperoleh volume tertentu, tetapi dapat distandardkan dengan larutan standard
primer, disebut larutan standard sekunder.
a.
Larutan
standard sekunder (larutan baku sekunder)
Larutan standar sekunder adalah larutan yang
konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer,
biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2 Zat yang
dapat digunakan untuk larutan baku sekunder, biasanya memiliki karakteristik
seperti di bawah ini:
1.
Tidak mudah diperoleh dalam bentuk
murni ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya.
- Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis,
menyerap uap air, menyerap CO2 pada
waktu penimbangan
- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan
baku primer
- Mempunyai
BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
- Larutannya
relatif stabil dalam penyimpanan
b.
Larutan standard primer
(larutan baku primer)
Larutan
baku primer yaitu larutan
dimana dapat diketahui kadarnya dan
stabil pada proses penimbangan, pelarutan, dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
1.
Mempunyai kemurnian yang tinggi
2.
Rumus molekulnya pasti
3.
Tidak mengalami perubahan selama
penimbangan
4.
Berat ekivalen yang tinggi (Agar
kesalahan penimbangan dapat diabaikan)
5.
Larutan stabil didalam penyimpanan
Larutan standar primer adalah larutan standar
yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Larutan baku
ini sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya/dibuat. Larutan yang dibuat
dari zat yang memenuhi syarat-syarat tertentu disebut larutan baku primer
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer
adalah:
·
Arsen trioksida (As2O3)
dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit Na2SO4 yang
dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4,
larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
·
Asam benzoat dipakai untuk
menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
·
Kalium bromat KBrO3 untuk
menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
·
Kalium hydrogen phtalat (KHP)
dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
·
Natrium Karbonat dipakai untuk
standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.
·
Natrium klorida (NaCl) untuk
menstandarisasi larutan AgNO3
·
Asam sulfanilik (4-aminobenzene
sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit
(http://smapur.blogspot.com/2010/02/Titrasiasambasacontoh-soal.html)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar