September 20, 2013
TITRASI ASAM-BASA (VOLUMETRI)
3:41:00 PM
| Diposting oleh
Unknown
|
Titrasi yaitu metode yang baik untuk
menentukan konsentrasi larutan yang telah diketahui standarnya, maka dapat
ditentukan konsentrasi larutan yang dititrasikan.
Analisa titrasi asam basa atau
volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar komponen dari zat uji
ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan
kedalam larutan zat uji hingga komponen yang akan di tetapkan bereaksi secara
kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses ini sering disebut dengan
“TITRASI” dan analisis volumetri dikenal juga dengan sebutan “ANALISIS
TITRIMETRI”.
Suatu pereaksi dapat di gunakan
sebagasi dasar analisis titrimetri apabila memenuhi syarat – syaratr berikut reaksi
harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harus tidak ada
reaksi sampingan, reaksi harus berlangsung sampai benar – benar lengkap pada
titik ekivalen, suatu indikator harus ada menunjukan titik ekivalen, reaksi
yang berlangsung cepat sehingga titrasi dapat di lakukan dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama.
Pereaksi
yang di gunakan di namakan titran dan larutannya di namakan larutan titer atau
larutan beku. Kosentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat beku di
timbang secara seksama atau dengan penetapan yang di kenal dengan standarisasi
atau pembakuan.
Larutan
standar baku dibagi menjadi standar primer dan standar skunder.
Kedua jenis larutan standar (beku) ini
dapat digunakan untuk menganalisis suatu larutan senyawa. Beberapa jenis reaksi
dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan reaksi oksidasi-reduksi, reaksi
asam-basa dan reaksi pembentukan kompleks.
Metode titrimetri dapat diklasifikasikan
menurut beberapa metode bergantung dari aspek yang ditonjolkan dari titrasi
tersebut, yaitu berdasarkan macam reaksinya;
titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi pengendapan, titrasi
kompleksometri. Berdasarkan titran yang dipakai asidimetri, alkalimetri, idiometri,
nitrimetri, dan permanganometri. Berdasarkan konsentrasi dari komponen zat uji;
titrasi makro, titrasi semi mikro, dan titrasi mikro. Berdasarkan cara
penetapan titik akhir titrasi; titrasi visual, titrasi elektrometri, titrasi
fotometri.
selain hal diatas , berdasarkan pelarut
yang digunakan dikenal titrasi bebas air (titrasi non aqua). Sedangkan teknis
pelaksanaanya dikenal pola titrasi balance.
Pada kenyataannya, jika suatu titer
dari zat yang kemurniannya tidak pasti, maka konsentrasi larutannya yang
didapat belum dapat dikatakan pasti. Oleh karena itu, untuk menyatakan
konsentrasi dengan sampai empat angka berarti, maka larutan tersebuit dapat
dibakukan.
Pembakuan selanjutnya diulang secara
berkala selama penyimpanan. Pembakuan ini menggunakan alat baku yang disebut
sebagai baku primer. Selain hal itu juga, pembakuan dapat dilakukan dengan cara
menggunakan larutan yang sudah dibakukan.
Yang dimaksud dengan baku primer adalah
larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara menimbang zat secara
saksama. Baku primer harus memenuhi syarat-syarat berikut mudah di dapat, mudah
ditangani, tidak higroskopis (dipengaruhi udara), mempunyai bobot ekuivalen
yang tinggi, murni atau mudah dimurnikan dan kemurniannya diketahui, reaksi
dengan zat yang dibakukan harus stoikiometri sehingga dapat dicapai dasar
perhitungan.
Perubahan larutan pada titik ekuivalen
tidak jelas pada kebanyakan titrasi asam basa. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka digunakan indikator, yaitu suatu senyawa organik asam atau basa lemah yang
mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ion (warna basa),
dimana indikator ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Secara
umum, untuk titrasi asam basa, indikator yang digunakan adalah indikator
fenolftalaen, yang mempunyai trayek 8,3-10,5 dimana senyawa ini tidak bewarna
pada larutan asam dan bewarna merah jambu pada larutan basa.
Pada percobaan ini akan dilakukan
titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat
berdasarkan reaksi asam basa bila sebagai titran digunakan larutan baku asam,
maka penetapan tersebut dinamakan adisimetri. Dan sebaliknya, jika larutan basa
sebagai titran disebut alkalimetri.
Secara ringkas, reaksi asam basa atau
netralisasi disebabkan oleh proton (H+) dari asam yang bereaksi
dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah:
H+(aq) + OH-(aq) à H2O(aq)
Beberapa teori asam basa; teori Arhenius
“asam basa adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air berdisosiasi
menghasilkan ion hydrogen sebagai ion positif, dan ion negatifnya adalah ion
hidroksi”. Teori bronsted lowry menyatakan asam adalah suatu zat yang cenderung
melepas proton, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton. Teori Lewis
“asam merupakan akseptor electron sedangkan basa merupakan donor electron”. (Keenan.
1979.Kimia Untuk Universitas. Halaman: 414)
Campuran
asam dengan basa, reaksi asam dengan basa di sebut reaksi penetralan. Namun
demikian campuran ekivalen asam dengan basa kuat saja. Sedangkan campuran asam
basa yang melibatkan asam atau basa lemah. Reaksi antara asam kuat dengan basa
kuat dapat di tuliskan sebagai reaksi ion H+ dengan ion OH-.
Dalam hal ini, ion H+ mewakili asam, sedangkan ion OH-
mewakili basa.
pH
larutan pada saat asam dan basa tepat habis bereaksi adalah 7 netral. Untuk
menunjukan titik ekivalen dapat digunakan indikator metal merah bromtimol biru
atau fenolftalaen. Indikator-indikator itu mengalami perubahan warna disekitar
titik ekivalen. Oleh karena itu perubahan warna indikator fenelftalaen lebih
tajam (lebih mudah diamati), maka indikator fenolftalaen lebih sering
digunakan.
(Mitchael
Purba. 2006. Kimia. Halaman: 84)
Prinsip
titrasi asam basa, titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen
(artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan
ini disebut titik ekuivalen.
Dalam
metode titrasi asam basa larutan uji, atau larutan standar ditambahkan secara
eksternal, biasanya dari dalam buret bentuk larutan standar ini ditentukan
sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan sekunder yang telah
diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan,
digunakan suatu zat yang berupa indikator. Analisa perhitungan molaritas
larutan dilakukan pada saat sudah terjadi kesetaraan dan proses penetesan
larutan penguji dihentikan.
Tidak
semua pereaksi dapat digunakan sebagai titran, untuk itu pereaksi harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut berlangsung sempurna, tunggal dan menurut
persamaan yang jelas ( dasar teoritis), cepat dan irreversible, ada petunjuk
akhir titrasi (indikator), larutan baku direaksikan dengan alat harus mudah
didapat dan sederhana menggunakannya, juga harus stabil sehingga konsentrasinya
tidak mudah berubah bila disimpan. (Ady Mara. 2010. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar I. Halaman: 21)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
Thanks gan.
BalasHapusSangat membantu. :)