Februari 13, 2013
DIAGRAM TERNER
9:07:00 AM
| Diposting oleh
Unknown
|
Sistem adalah suatu zat yang dapat
diisolasikan dari zat- zat lain dala suatu bejana inert, yang menjadi pusat
perhatian dalam mengamati pengaruh perubahan temperature, tekanan serta konsentrasi zat tersebut.
Sedangkan komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam
senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fase yang ada dalam
sistem.
Definisi ini mudah diberlakukan jika
spesies yang ada dalam system tidak bereaksi sehingga kita dapat
menghitung banyaknya. Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh
bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam
keadaan fisiknya. Contohnya: dalam
sistem terdapat fasa padat, fasa cair dan fasa gas. Banyaknya fasa
dalam sistem diberi notasi P. Gas atau campuran gas
adalah fasa tunggal . Kristal adalah fasa tunggal dari dua cairan yang dapat bercampur secara total
membentuk fasa tunggal.
Campuran dua logam adalah sistem dua
fasa (P=2), jika logam-logam itu tidak dapat bercampur, tetapi merupakan sistem
satu fasa(P=1), jika logam-logamnya dapat dicampur. Pada perhitungan dalam keseluruhan
termodinamika kimia, J.W Gibbs menarik kesimpulan tentang aturan fasa yang dikenal
dengan Hukum Fasa Gibbs , jumlah terkecil perubahan bebas yang diperlukan untuk menyatakan
keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan sebagai:
V
= C – P + 2
Dimana V = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah
komponen
P =
jumlah fasa
Jumlah
fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar
zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A
dan B saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan
memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B.
(Ahsanudin
Iwan. 2011. http://iwan.blogspot.com/2011/11/praktikum-kelarutan-zat-diagram-terner.html)
Kelarutan suatu zat adalah suatu
konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam suatu larutan.
Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion selalu
berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut
air).Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang
diperlukan untuk menghindari partikel zat terlarut itu.
Setiap pelarut memiliki batas
maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis larutan
elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).Pemisahan suatu
larutan dalamcampuran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan
ekstraksi. Ektraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan
kelarutankomponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak
salingmelarutkan. Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum
yang dicapai suatu zatdalam suatu larutan. Partikel-partikel zat terlarut baik
berupa molekul maupun berupaion selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat
oleh molekul-molekul pelarut air).
Makin banyak partikel zat terlarut
makin banyak pula molekul air yang diperlukan untuk menghindari partikel zat
terlarut itu. Setiap pelarut memiliki batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk
larutan yang terdiri dari dua jenis larutan elektrolit maka dapat membentuk
endapan (dalam keadaan jenuh). Jika kedalam sejumlah air kita tambahkan terus
menerus zat terlarut lama kelamaan tercapai suatu keadaan dimana pada keadaan
tersebiut semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi partikelyang
dilarutkan sehingga larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang akan
dtambahkan.Kita katakan larutan itu mencapai keadaan jenuh.
Zat cair yang hanya sebagian larut
dalam cairan lainya, dapat dinaikan kelarutannyadengan menambahkan suatu zat
cair yang berlainan dengan kedua zat cair yang lebih dahulu dicairkan. Bila zat
cair yang ketiga ini hanya larut dalam suatu zat cair yang terdahulu,
maka biasanya kelarutan dari kedua zat cair yang terdahulu itu akan
menjadi lebih kecil. Tetapi bilazat cair yang ketiga itu larut dalam kedua zat
cair yang terdahulu, maka kelarutan dari keduazat cair yang terdahulu akan
menjadi besar.
Gejala ini dapat terlihat pada
sistem kloroform-asam asetat- air. Bila asam asetat ditambahkan kedalam suatu
campuran heterogen kloroform dan air pada suhu tertentu, kelarutan
kloroform dalam air akan bertambah, sehingga pada suatu ketikaakan menjadi
homogen. Jumlah asam asetat yang harus ditambahkan untuk mencapai
titik homogen (pada suhu tertentu tadi), tergantung dari komposisi
campuran kloroform dalam air.
Untuk campuran yang terdiri atas
tiga komponen, komposisi (perbandingan masing-masing komponen) dapat
digambarkan di dalam suatu diagram segitiga sama sisi yangdisebut dengan
Diagram Terner. Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa
(untuk cairan) atau fraksi mol (untuk gas).
Diagram tiga sudut atau diagram
segitiga berbentuk segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya ditempati komponen
zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat
yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik dalamdiagram
segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing komponen dilakukan
sebagai berikut.
Suatu sistem tiga komponen yang
mana mempunyai dua pengubah komposisi yang bebas, sebut saja X2 dan
X3. Jadi komposisi suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan dalam
koordinat cartes dengan X2 pada salah satu sumbunya dan X3 pada
sumbu yang lain yang dibatasi oleh garis , garis tersebut berbentuk X2
+ X3 = 1.
Karena X itu tidak simetris
terhadap ketiga komponen, biasanya, komposisi dialurkan pada suatu segitiga
sama sisi dengan tiap-tiap sudutnya digambarkan suatu komponen murni, bagi
suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik di dalam segitiga
ketiga sisinya sama dengan tinggisegitiga tersebut.Jarak antara setiap sudut ke
tengah-tengah sisi yang berhadapan dibagi 100 bagian sesuai dengan komposisi
dalam persen. Untuk memperoleh suatu titik tertentu dengan mengukur jarak
terdekat ketiga sisi segitiga.
Gambar
Diagram Terner
(Dedi Sugianto.2011.
http://scribd.com/doc/667890/Diagram-Terner-2.html)
Diagram tiga sudut atau diagram
segita berbentuk segitiga sama sisi dimana sudut-sudutnya ditempati oleh komponen
zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat yang
berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik dalam diagram
segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing komponen.
Pada salah
satu sisinya ditentukan kedua titik yang menggambarkan jumlah kadar zat dari
masing-masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari dua
titik ini ditarik garis yang sejajar dengan sisi yang dihadapinya, titik dimana
kedua garis itu menyilang, menggambarkan jumlah kadar masing-masing.Titik
dimana terjadi kesetimbangan antara wujud satu fasa dengan dua fasa dari
campuran ketiga komponen tersebut, apabila dihubungkan akan membentuk suatu
diagram yang menunjukkan batas-batas antara daerah (region) satu fasa dengan
daerah (region) dua fasa. Dua macam campuran pada titik kesetimbangan dapat
dihubungkan dengan tie line apabila keduanya dicampurkan menghasilkan
campuran akhir yang berada pada daerah
dua fasa.
(Dani
Mustofa. 2011. http://che_must.blogspot.com/2011/03/kelarutan-zat-diagram-terner.html)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar