Oktober 20, 2012
distribusi solute dalam solven
5:09:00 PM
| Diposting oleh
Unknown
|
Terdapat empat interaksi utama yang terjadi antar solven/pelarut (fase cair) dan solut (analit).
Distribusi elektron dalam solut (analit) pada saat tertentu adalah asimetris mengarah pada momen dipol temporari dalam solut. Temporari dipol dalam solut mempolarisasi elektron dalam molekul solven bersebelahan. Hasil distribusi elektron menyebabkan daya tarik elektrostatik anatar solven dan solut (analit)
Kekuatan dispersi semakin kuat, untuk memudahkan polarisasi elektron dalam molekul analit dan solven. Kemampuan polarisasi elektron meningkat dengan refractive index senyawa. Oleh karena itu solven dengan refractive index tinggi akan lebih suka melarutkan analit dengan refractive index tinggi. Sampel dengan refractive index tinggi termasuk aromatik dan senyawa dengan multiple substituen atau atom dari pojok kiri atas dari tabel periodik seperti–Cl,-Br,-I,-S dan lainnya. Semakin besar jumlah elektron dalam atom atau molekul maka semakin kuat interaksinya. Kekuatan dispersi terjadi antar semua atom dan molekul.
Interaksi Dipol
Baik solven (fase cair) maupun analit mungkin momen dipol permanen, menghasilkan kelurusan solven dan analit dalam konfigurasi linier.
Interaksi dipol ini biasanya terjadi antara gugus fungsional individual dari dua molekul yang menyebabkan interaksi selektif antara solven dan solut (analit). Semakin besar momen dipol semakin besar pula interaksi yang terjadi.
Tabel 18.5. Harga momen dipol dari sejumlah gugus fungsional
Interaksi Ikatan Hidrogen
Interaksi ikatan hidrogen terjadi antara molekul donor proton dan akseptor proton seperti yang digambarkan oleh interaksi antara kloroform (molekul donor) dan trimetilamina (molekul akseptor)
Cl3C-H?: N-(CH3)3
(donor proton)(akseptor proton)
Ikatan hidrogen menjadi lebih kuat selama donor semakin mampu memrikan proton dan akseptor semakin mampu untuk menrima proton. Akseptor proton dapat diklasifikasikan menurut kekuatan basa atau kekuatan memerima, yang dapat ditentukan secara eksperimen. Solven donor yang kuat lebih suka berinteraksi dan melarutkan senyawa analit akseptor kuat.
Interaksi Dielektrik
Dielectric interactions mengarah pada interaksi dari ion-ion analit dengan cairan dengan konstanta dielektrik E tinggi ( misal air atau metanol). Ion analit yang terionisasi mempolarisasi molekul solven yang bersebelahan. Interaksi jenis ini cukup kuat dan menyokong pemutusan istimewa dari sampel ionik atau yang ionisable.
Interaksi Keseluruhan “Polaritas”
Semakin besar dispersi, dipol, ikatanhidrogen, interaksi dielektrik dalam kombinasi, maka semakin besar pula atraksi molekul–molekul solven (fase cair) dan solut (analit). Kemampuan sampel (analit) atau solven (pelarut) untuk berinteraksi dalam keempat cara tersebut diatas disebut sebagi polaritas. Semakin besar interaksi mak semakin polaritas dari suatu senyawa atau sampel.
- Interaksi Dispersi
- Interaksi Dipol
- Interaksi ikatan hidrogen
- Interaksi dielektrik
Distribusi elektron dalam solut (analit) pada saat tertentu adalah asimetris mengarah pada momen dipol temporari dalam solut. Temporari dipol dalam solut mempolarisasi elektron dalam molekul solven bersebelahan. Hasil distribusi elektron menyebabkan daya tarik elektrostatik anatar solven dan solut (analit)
Kekuatan dispersi semakin kuat, untuk memudahkan polarisasi elektron dalam molekul analit dan solven. Kemampuan polarisasi elektron meningkat dengan refractive index senyawa. Oleh karena itu solven dengan refractive index tinggi akan lebih suka melarutkan analit dengan refractive index tinggi. Sampel dengan refractive index tinggi termasuk aromatik dan senyawa dengan multiple substituen atau atom dari pojok kiri atas dari tabel periodik seperti–Cl,-Br,-I,-S dan lainnya. Semakin besar jumlah elektron dalam atom atau molekul maka semakin kuat interaksinya. Kekuatan dispersi terjadi antar semua atom dan molekul.
Interaksi Dipol
Baik solven (fase cair) maupun analit mungkin momen dipol permanen, menghasilkan kelurusan solven dan analit dalam konfigurasi linier.
Interaksi dipol ini biasanya terjadi antara gugus fungsional individual dari dua molekul yang menyebabkan interaksi selektif antara solven dan solut (analit). Semakin besar momen dipol semakin besar pula interaksi yang terjadi.
Tabel 18.5. Harga momen dipol dari sejumlah gugus fungsional
Interaksi Ikatan Hidrogen
Interaksi ikatan hidrogen terjadi antara molekul donor proton dan akseptor proton seperti yang digambarkan oleh interaksi antara kloroform (molekul donor) dan trimetilamina (molekul akseptor)
Cl3C-H?: N-(CH3)3
(donor proton)(akseptor proton)
Ikatan hidrogen menjadi lebih kuat selama donor semakin mampu memrikan proton dan akseptor semakin mampu untuk menrima proton. Akseptor proton dapat diklasifikasikan menurut kekuatan basa atau kekuatan memerima, yang dapat ditentukan secara eksperimen. Solven donor yang kuat lebih suka berinteraksi dan melarutkan senyawa analit akseptor kuat.
Interaksi Dielektrik
Dielectric interactions mengarah pada interaksi dari ion-ion analit dengan cairan dengan konstanta dielektrik E tinggi ( misal air atau metanol). Ion analit yang terionisasi mempolarisasi molekul solven yang bersebelahan. Interaksi jenis ini cukup kuat dan menyokong pemutusan istimewa dari sampel ionik atau yang ionisable.
Interaksi Keseluruhan “Polaritas”
Semakin besar dispersi, dipol, ikatanhidrogen, interaksi dielektrik dalam kombinasi, maka semakin besar pula atraksi molekul–molekul solven (fase cair) dan solut (analit). Kemampuan sampel (analit) atau solven (pelarut) untuk berinteraksi dalam keempat cara tersebut diatas disebut sebagi polaritas. Semakin besar interaksi mak semakin polaritas dari suatu senyawa atau sampel.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar