Februari 16, 2013
ISOTERM ADSORBSI
7:46:00 AM
| Diposting oleh
Unknown
|
Absorbsi merupakan proses dimana substansi tidak hanya
terikat pada permukaan saja tetapi menembus permukaan dan terdistribusi ke
bagian-bagian dalam dari komponen yang mengabsorbsi, solid atau liquid. Sebagai
contoh air terabsorbsi oleh spons, uap air terabsorpsi oleh anhidrat CaCl2.
Sedangkan pengertian adsorbsi adalah peristiwa penyerapan molekul-molekul
cairan atau gas pada permukaan adsorban, hingga terjadi perubahan konsentrasi
pada cairan atau gas tersebut. Zat yang diserap disebut adsorbat, sedangkan zat
yang menyerap disebut adsorban., contoh dari peristiwa adsorbsi
adalah larutan asam asetat diadsorbsi oleh karbon.
Ada dua tipe adsorbsi, dimana perbedaan
antara kedua tipe adsorbsi ini ditentukan oleh panas reaksi yang terlibat dalam
proses adsorbsi tersebut. Kedua tipe reaksi tersebut adalah :
1. Adsorbsi secara fisika
Adsorbsi secara fisika ini mempunyai karakteristik antara
lain panas reaksi yang rendah yaitu 10000 kal/mol atau kurang. Hal ini
disebabkan oleh ikatan yang terlibat dalam adsorbsi itu ikatan yang lemah,
yakni gaya Van
der Waals.
2. Adsorbsi secara kimia.
Adsorbsi secara kimia ini melibatkan panas adsorbsi yang
cukup besar yaitu antara 10000 kal/mol sampai 20000 kal/mol.
Hal ini disebabkan adanya reaksi kimia yang biasanya terjadi
dan menyebabkan adanya ikatan antara adsorban dan adsorbat menjadi lebih kuat.
Hubungan antara jumlah substansi yang diserap oleh adsorban dan tekanan atau
konsentrasi pada kesetimbangan pada suhu konstan disebut adsorbsi isothermis.
Teori Langmuir dan Freundlich yaitu dimana banyaknya zat
yang diadsorpsi pada temperature tetap oleh suatu adsorben tergantung dari
konsentrasi dan keaktifan adsorbat untuk mengadsorpsi zat-zat tertentu.”
Hubungan dari jumlah zat teradsorbsi persatuan luas atau satuan massa dan tekanan
dinyatakan dengan persamaan Freundlich :
y=k P1/n …………(1)
dimana
:
y = berat atau volume zat yang
teradsorbsi persatuan luas atau massa
adsorban.
P =
tekanan saat kesetimbangan tercapai
k, n = konstanta
untuk
adsorbsi solute yang tidak melibatkan gas maka persamaan Freundlich menjadi :
y = k C1/n …………(2)
dimana
C adalah konsentrasi solute saat kesetimbangan.
Persamaan
(2) dapat dituliskan dalam bentuk logaritma :
log10y
= log10k + 1/n log10C …………(3)
jika
kemudian dibuat plot log10y melawan log10C maka akan
diperoleh garis lurus yang mempunyai slope sebesar 1/n dan nilai interceptnya
sebesar log10k.
Disamping persamaan Freundlich terdapat persamaan yang lebih
baik untuk menyatakan adsorbsi isothermis yaitu persamaan Langmuir. Langmuir
berpendapat bahwa gas diadsorbsi pada permukaan solid dan membentuk tidak lebih
dari satu lapis ketebalannya.
Pada adsorbsi isothermis ini, persamaan-persamaan yang
digunakan dalam perhitungan diturunkan dari teori Langmuir, dengan
asumsi-asumsi :
1.
Seluruh permukaan adsorban memiliki aktivitas adsorbsi yang sama atau seragam.
2.
Tidak terjadi interaksi antara molekul-molekul adsorbat.
3.
Mekanisme adsorbsi yang terjadi seluruhnya sama.
4.
Hanya terbentuk satu lapisan adsorbat yang sempurna di permukaan adsorban.
Teori Langmuir menggambarkan proses adsorbsi terdiri dari
dua proses berlawanan, yaitu kondensasi molekul-molekul fase teradsorbsi menuju
permukaan dan evaporasi/penguapan molekul-molekul dari permukaan kembali ke
dalam larutan.
(http://chemedu09.wordpress.com/2012/01/25/adsorpsi-isoterm/)
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat
pada permukaan baik sebagai akibat daripada ketidakjenuhan gaya pada permukaan tersebut. Proses adsorpsi
dapat terjadi pada seluruh permukaan benda, tetapi yang sering terjadi adalah
bahan padat menyerap partikel yang berada pada limbah cair. Bahan yang diserap
disebut adsorbat atau solute, sedangkan bahan penyerapnya disebut adsorben.
Material-material yang dapat digunakan sebagai adsorben diantaranya adalah asam
humat, tanah diatomae, bentonit, biomassa mikroorganisme air, karbon aktif,
alumina, silika gel, dan zeolit.
Adsorpsi yang terjadi pada permukaan zat padat disebabkan
oleh adanya gaya
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Energi potensial permukaan
dari molekul turun dengan mendekatnya molekul ke permukaan. Molekul teradsorpsi
dapat dianggap membentuk fasa dua dimensi dan biasanya terkonsentrasi pada
permukaan atau antar muka. Proses Adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Konsentrasi
Proses adsorpsi sangat sesuai untuk memisahkan bahan dengan
konsentrasi yang rendah dari campuran yang mengandung bahan lain dengan
konsentrasi tinggi.
2. Luas
Permukaan
Proses adsorpsi tergantung pada banyaknya tumbukan yang
terjadi antara partikel-partikel adsorbat dan adsorben. Tumbukan efektif antara
partikel itu akan meningkat dengan meningkatkanya luas permukaan. Jadi, semakin
luas permukaan adsorben maka adsorpsi akan semakin besar.
3. Suhu
Adsorpsi akan lebih cepat berlangsung pada suhu rendah. Namun
demikian pengaruh suhu adsorpsi zat cair tidak sebesar pada adsorpsi gas.
4. Ukuran
partikel
Semakin kecil ukuran partikel yang diadsorpsi maka proses
adsorpsinya akan berlangsung lebih cepat.
5. pH
pH mempunyai pengaruh dalam proses adsorpsi. pH optimum dari
suatu proses adsorpsi ditetapkan melalui uji laboratorium.
6. Waktu
kontak
Waktu untuk mencapai keadaan setimbang pada proses serapan
logam oleh adsorben berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam.
Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi zat terlarut dari
larutannya. Hal ini disebabkan karena adanya pengumpulan molekul-molekul suatu
zat pada permukaan zat lain sebagai akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada
permukaan tersebut. Biasanya adsorpsi diikuti dengan pengamatan isotherm
adsorpsi yaitu hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan berat
adsorben dengn konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu atau tetap
yang dinyatakan dengan kurva.
Dalam adsorpsi antar fase padat-gas pada tekanan rendah,
mekanismenya semata-mata tergantung pada sifat gaya yang bekerja antara molekul-molekul
adsorben dan adsorbat. Dalam kasus yang paling sederhana yaitu adsorpsi larutan
biner. Interaksi molekul dalam adsorpsi larutan biner ditunjukan pada Gambar 5.
Mekanismenya adsorpsi larutan biner tergantung pada beberapa factor sebagai
berikut:
1.
Gaya
yang bekerja diantara molekul-molekul adsorbat (Z) dan permukaan adsorben.
2.
Gaya
yang bekerja diantara molekul-molekul pelarut (S) dan permukaan adsorben.
3.
Gaya
yang bekerja diantara molekul-molekul larutan (Z dan S) baik dalam lapisan
permukaan maupun dalam fasa ruahnya.
(http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/adsorpsi-zeolid/#more-642)
Adsorpsi
secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (solute) yang ada
dalam larutan oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu
ikatan fisika antara substansi dengan penyerapannya. Adsorpsi adalah gejala
penggumpalan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain, sabagai akibat
dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Isoterm adsorpsi adalah
hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fasa teradsorpsi pada
permukaan dengan fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu.
Untuk
proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi tergantunga pada
beberapa faktor:
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Temperatur
Karbon
aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon
yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit
kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakuan dengan cara khusus
baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.
Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau
sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan
luas permukaan.
Unsur
karbon membentuk sangat banyak senyawa organik dan dewasa ini berkembang pula
senyawa organometalik dengan atom karbon terikat secara koordinasi pada ion
logam; selain itu secara tradisi dikenal pula dalam senyawa anorganik. Karbon
dalam keadaan dasar (ground state) mempunyai konfigurasi elektronik 1s2
2s2 2p2. Kemampuannya membentuk empat ikatan kovalen
tunggal menyarankan bahwa atom C mengalami hibridisasi sp3 (sesuai
dengan bangun tetrahedron) dengan konfigurasi elektronik tereksitasi 1s2
2s1 2px1 2py1 2pz1.
Sifat unik atom karbon adalah kemampuannya membentuk ikatan antara dirinya
sendiri, baik secara kovalen tunggal maupun ganda rangkap dua maupun tiga
menghasilkan rantai yang tak terbatas baik terbuka maupun tertutup dan dengan
atau tanpa cabang.
Sifat
karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya
serap adsorpsi, yaitu:
1.
Sifat
serapan.
Adsorpsi akan bertambah besar sesuai
dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti
dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus
fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dan senyawa serapan.
2. Temperatur/suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif
dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses karena tidak
ada peraturan umum yang bias diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam
adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsorpsi adalah viskositas dan
stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi
sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun
dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa
volatile, adsorpsi dilakukan pada suhbu kamar atau bila memungkinkan pada suhu
yang lebih kecil.
3.
pH
(derajat keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi
akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral.
Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam
organik tersebut. Sebaliknya pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan
alkali, adsorpsi akan berkuran sebagai akibat terbentuknya garam.
4.
Waktu
singgung.
Bila karbon aktif ditambahkan dalam
suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang
dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih
ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon
aktif untuk bersinggungan dengan serapan.
Jenis hubungan metematik yang
umumnya digunakan untuk menjelaskan isotherm adsorpsi ada tiga, yaitu :
1. Isoterm Langmuir
2. Isoterm Brunauer, Emmet dan Teller
(BET)
3. Isoterm Freundlich
Isoterm
Langmuir. Isoterm paling sederhana, didasarkan pada asumsi bahwa setiap tempat
adsorpsi adalah ekivalen, dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat itu
tidak bergantung pada di tempati atau tidaknya tempat yang berdekatan.
Isoterm
Langmuir berasal dari asumsi bahwa:
1. Adsorben mempunyai permukaan yang
homogeny dan hanya dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat untuk setiap
molekul adsorbannya. Tidak ada interaksi antara molekul-molekul yang terserap.
2. Semua proses adsorpsi dilakukan
dengan mekanisme yang sama
3. Hanya terbentuk satu lapisan tungal
saat adsorpsi maksimum.
Isotherm
Langmuir mengabaikan kemungkinan bahwa mono lapisan awal dapat berlaku sebagai
substrat untuk adsorpsi (fisika) selanjutnya. Dalam hal ini, isotherm itu tidak
mendatar pada suatu nilai jenuh pada tekanan tinggi, tetapi dapat diharapkan
naik secara tak terbatas. Isotherm yang paling banyak digunakan, dalam
pembahasan adsorpsi multilapisan diturunkan oleh Stepher Brunauer, Paul Emmett,
dan Edward Teller dan disebut isotherm BET.
Untuk
rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isotherm adsorpsi dapat
digambarkan dengan persamaan empiris yang dikemukakan oleh Freunlich. Isotherm
ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan
tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini
merupakan persamaan yang paling banyak digunakan saat ini.
(http://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011/07/isotherm-adsorpsi.html)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar