Februari 16, 2013

TITRASI ASAM BASA KUAT SECARA POTENSIOMETRI



Penentuan spesi analit dalam suatu larutan (air sebagai pelarut) dengan cara titrasi, dapat menggunakan potensial elektroda indikator untuk menentukan titik ekivalensinya. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi pengurangan dan penambahan beberapa ion ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau
Reaksi Netralisasi, reaksi asam secara kontinyu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi.basa, dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Asam lemah mengalami ionisasi sesuai dengan persamaan berikut:

                                                   HA H+ + A-
Ka adalah tetapan ionisasi asam lemah yang memiliki nilai yang khas untuk setiap asam. Harga Ka dapat diungkapkan dengan persamaan sebagai berikut :

                 Ka= H+{A-][HA]
                 H+=Ka[HA][A] ;pH= -log[H+]
                 pH=pKa+log[A-][HA]
Jika asam lemah dititrasi dengan basa kuat secara berangsur-angsur pH larutan naik sejalan dengan penambahan basa dan sejalan dengan perubahan perbandingan [A+] atau [HA]. Pada saat perbandingan ini berharga satu berarti setengah dari asam telah dinetralkan oleh basa dan berarti pH = pKa. Penambahan titrant lebih lanjut sampai reaksi sempurna menyebabkan terjadi lonjakan pH pada daerah disekitar titik ekuivalen. Titik Ekuivalen (TE) dapat ditentukan dengan cara grafik dengan memplot pH dan ml titrant.
Harga pKa asam dapat dicari dengan memproyeksikan dari setengah titik ekivalen kurva kepada sumbu pH. Cara lain adalah dengan membuat plot pH dengan log [A-]/[HA], dimana intercept kurva adalah pKa. Cara yang terakhir ini dapat dilakukan jika konsentrasi asam yang dititar telah diketahui dengan pasti.
(Harjadi, W., 1986, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia, Jakarta.)
          Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator PP berdasarkan reaksi netralisasi asam dan basa, pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai) dengan jumlah basa yang dipakai, untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan macam indikator yang kita pilih harus sesuai sedemikian sehingga pH pada titik ekivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu terjadi perubahan warna maka titik akhir telah tercapai.
Jadi, titik akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai dan pada saat terjadi perubahan warna yang pertama kali timbul / warna pertama yang terlihat. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebutkesalahantitrasi.
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan suatu larutan baku yaitu suatu larutan yang diketahui konsentrasinya dan biasanya berupa larutan asam basa yang mantap (konsentrasinya tidak berubah), sebagai larutan baku primer dapat dipakai larutan asam oksalat.
(http://apapunaku.blogspot.com/2012/03/abstrak.tujuan percobaan.adalah.html)
Metoda potensiometri dapat menentukan harga pH suatu larutan dalam sel elektrokimia. Penentuan ini merupakan penerapan potensiometri secara langsung. Oleh karena penentuan pH menggunakan emf sel galvani yang cenderung mengukur keaktifan ion hidrogen, kesetimbangan konsentrasi ion hidrogen, maka pengertian penetapan pH diambil sebagai pH = -log aH+.
Pada penetuan pH larutan 0,1 M asam asetat, dan 0,1 M HCl dengan menggunakan elektroda yang peka terhadap perubahan pH akan memberikan harga pH yang berbeda. Perbedaan hasil pengukuran ini disebabkan asam asetat adalah asam lemak sehingga mengurai sebagian. Sebaliknya bila digunakan cara titrasi potensiometri untuk menentukan pH kedua asam tersebut volume yang sama ternyata membutuhkan jumlah larutan basa standadr yang sama untuk netralisasi.
Kelebihan lain cara analisis dengan titrasi potensiometri adalah penentuan titik akhir titrasi yang lebih akurat ketimbang cara titrasi lain. Di samping itu titrasi biasa sulit dikerjakan untuk larutan yang berwarna dan alrutan yang keruh. Sedangkan dengan titrasi potensiometri masalah larutan berwarna atau keruh tidak ada masalah.
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya. Kita dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana mungkin ditambahkan – sebaliknya akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.
·                 Larutan penyangga yang bersifat asam
Asam asetat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. Penambahan natrium asetat pada kondisi ini menambah kelebihan ion asetat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri. Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:
·                 Banyak asam asetat yang tidak terionisasi;
·                 Banyak ion asetat dari natrium etanoat:
Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam.
Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang ada tidak penting pada penjelasan.
- Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali. Ion hidrogen bergabung dengan ion asetat untuk menghasilkan asam asetat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam asetat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
- Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut. Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidroksida.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam asetat. Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion asetat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar. Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen. Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam asetat. Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingkat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.
Dari percobaan yang dilakukan setelah dilakukan pengenceran 10 dan 100x, kapsitas buffer semakin tidak efektif.
(  Khopkar, SM.,  2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, UI-PRESS,Jakarta.)

0 komentar:

.:: Search

.:: Jurnal

Science Direct

.:: LibGen

http://libgen.org/scimag/

.:: Facebook

.:: Koleksi e-Book

.:: Followers

.:: Traffic

Diberdayakan oleh Blogger.