Februari 16, 2013
TITRASI ASAM BASA KUAT SECARA POTENSIOMETRI
7:54:00 AM
| Diposting oleh
Unknown
|
Penentuan
spesi analit dalam suatu larutan (air sebagai pelarut) dengan cara titrasi,
dapat menggunakan potensial elektroda indikator untuk menentukan titik
ekivalensinya. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran
potensiometri. Reaksinya harus meliputi pengurangan dan penambahan beberapa ion
ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan
sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau
Reaksi
Netralisasi, reaksi asam secara kontinyu dengan perangkat automatik. Presisi
dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi.basa, dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Asam lemah mengalami ionisasi sesuai
dengan persamaan
berikut:
HA H+ + A-
Ka adalah tetapan ionisasi asam lemah yang memiliki nilai
yang khas untuk setiap asam. Harga Ka dapat diungkapkan dengan persamaan
sebagai berikut :
Ka= H+{A-][HA]
H+=Ka[HA][A]
;pH= -log[H+]
pH=pKa+log[A-][HA]
Jika asam lemah dititrasi dengan basa kuat secara
berangsur-angsur pH larutan naik sejalan dengan penambahan basa dan sejalan
dengan perubahan perbandingan [A+] atau [HA]. Pada saat perbandingan
ini berharga satu berarti setengah dari asam telah dinetralkan oleh basa dan
berarti pH = pKa. Penambahan titrant lebih lanjut sampai reaksi sempurna
menyebabkan terjadi lonjakan pH pada daerah disekitar titik ekuivalen. Titik
Ekuivalen (TE) dapat ditentukan dengan cara grafik dengan memplot pH dan ml
titrant.
Harga pKa asam dapat dicari dengan memproyeksikan dari
setengah titik ekivalen kurva kepada sumbu pH. Cara lain adalah dengan membuat
plot pH dengan log [A-]/[HA], dimana intercept kurva adalah pKa.
Cara yang terakhir ini dapat dilakukan jika konsentrasi asam yang dititar telah
diketahui dengan pasti.
(Harjadi, W., 1986, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT.
Gramedia, Jakarta.)
Titrasi
merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi
dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi
yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi
asam basa. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi
sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan
asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya
tepat bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator PP berdasarkan reaksi netralisasi asam dan basa, pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai) dengan jumlah basa yang dipakai, untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan macam indikator yang kita pilih harus sesuai sedemikian sehingga pH pada titik ekivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu terjadi perubahan warna maka titik akhir telah tercapai.
Jadi, titik akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai dan pada saat terjadi perubahan warna yang pertama kali timbul / warna pertama yang terlihat. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebutkesalahantitrasi.
Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator PP berdasarkan reaksi netralisasi asam dan basa, pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai) dengan jumlah basa yang dipakai, untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan macam indikator yang kita pilih harus sesuai sedemikian sehingga pH pada titik ekivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu terjadi perubahan warna maka titik akhir telah tercapai.
Jadi, titik akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai dan pada saat terjadi perubahan warna yang pertama kali timbul / warna pertama yang terlihat. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebutkesalahantitrasi.
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan
suatu larutan baku yaitu suatu larutan yang diketahui konsentrasinya dan
biasanya berupa larutan asam basa yang mantap (konsentrasinya tidak berubah),
sebagai larutan baku primer dapat dipakai larutan asam oksalat.
Metoda
potensiometri dapat menentukan harga pH suatu larutan dalam sel elektrokimia.
Penentuan ini merupakan penerapan potensiometri secara langsung. Oleh karena
penentuan pH menggunakan emf sel galvani yang cenderung mengukur keaktifan ion
hidrogen, kesetimbangan konsentrasi ion hidrogen, maka pengertian penetapan pH
diambil sebagai pH = -log aH+.
Pada penetuan
pH larutan 0,1 M asam asetat, dan 0,1 M HCl dengan menggunakan elektroda yang
peka terhadap perubahan pH akan memberikan harga pH yang berbeda. Perbedaan
hasil pengukuran ini disebabkan asam asetat adalah asam lemak sehingga mengurai
sebagian. Sebaliknya bila digunakan cara titrasi potensiometri untuk menentukan
pH kedua asam tersebut volume yang sama ternyata membutuhkan jumlah larutan
basa standadr yang sama untuk netralisasi.
Kelebihan lain
cara analisis dengan titrasi potensiometri adalah penentuan titik akhir titrasi
yang lebih akurat ketimbang cara titrasi lain. Di samping itu titrasi biasa
sulit dikerjakan untuk larutan yang berwarna dan alrutan yang keruh. Sedangkan
dengan titrasi potensiometri masalah larutan berwarna atau keruh tidak ada
masalah.
Larutan
penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan
penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya.
Kita dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas
7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan
garamnya.
Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan
menghilangkan ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana mungkin ditambahkan –
sebaliknya akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa
mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.
·
Larutan penyangga yang bersifat asam
Asam asetat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan
akan bergeser ke arah kiri. Penambahan natrium asetat pada kondisi ini menambah
kelebihan ion asetat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le
Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri. Karena
itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:
·
Banyak asam asetat yang tidak terionisasi;
·
Banyak ion asetat dari natrium etanoat:
Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat
asam.
Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang
ada tidak penting pada penjelasan.
-
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion
hidrogen yang baru sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali. Ion
hidrogen bergabung dengan ion asetat untuk menghasilkan asam asetat. Meskipun
reaksi berlangsung reversibel, karena asam asetat adalah asam lemah, sebagaian
besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.Karena sebagian besar
ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak –
tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
- Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat
asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan
penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut. Kali ini situasinya sedikit
lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidroksida.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam
asetat. Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan
dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion asetat
dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH
tidak berubah terlalu besar. Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion
hidrogen. Harus
diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam asetat.
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu
terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai
sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena memiliki kesetimbangan yang
terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air
yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingkat yang sangat kecil untuk
memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.
Dari percobaan yang dilakukan setelah dilakukan
pengenceran 10 dan 100x, kapsitas buffer semakin tidak efektif.
( Khopkar, SM., 2002, Konsep Dasar
Kimia Analitik,
Universitas Indonesia, UI-PRESS,Jakarta.)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar