April 04, 2013
Kelarutan
2:21:00 PM
| Diposting oleh
Unknown
|
Adanya perbedaan elektronegatifitas di dalam ikatan
kovalen akan menimbulkan perbedaan muatan parsial
atom-atom penyusun molekul. Perbedaan ini menyebabkan senyawa mempunyai momen
dipol-dipole dan senyawa bersifat polar. Senyawa yang bersifat polar akan lebih
mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa yang bersifat nonpolar lebih mudah
larut dalam pelarut nonpolar.
Kelarutan
suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lai ntetapan dielektrik,
dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen, panjang rantai atom karbon, memiripan
struktur dan lainnya.
( Tim Kimia Organik.2011.Penuntun Prkatikum Kimia Organik
I. Laboratorium Kimia Organik.Indralaya:UNSRI)
Kelarutanatau solubilitas
adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut
dalam suatupelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil
disebut larutan jenuh namun ada juga larutan tak jenuh serta larutan tepat
jenuh.. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu
pelarut.
Pelarut umumnya merupakan
suatucairan yang dapat berupa zat murni ataupuncampuran. Zatyang terlarut,
dapat berupagas, cairan lain, ataupadat. Kelarutan bervariasi dari selalu
larutseperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida
dalam air. Istilah "tak larut"(insoluble) sering diterapkan padas enyaw
a yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya adasangat sedikit kasus yang
benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas
misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang
lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.
Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain
misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol. Jika pelarutnya bukan air, maka
nama pelarutnya disebutkan. Misalnya larutan garam dalam alkohol disebut
larutan garam dalam alkohol (alkohol disebutkan), tetapi larutan garam dalam
air disebut larutan garam (air tidak disebutkan). Zat terlarut dapat berupa zat
padat, gas atau cair. Zat padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam. Gas
terlarut dalam air misalnya amonia, karbon dioksida, dan oksigen. Zat cair
terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka. Umumnya komponen larutan yang
jumlahnya lebih banyak disebut sebagai pelarut. Larutan 40 % alkohol dengan 60
% air disebut larutan alkohol. Larutan 60 % alkohol dengan 40 % air disebut
larutan air dalam alkohol. Larutan 60 % gula dengan 40 % air disebut larutan
gula karena dalam larutan itu air terlihat tidak berubah sedangkan gula berubah
dari padatan (kristal) menjadi terlarut (menyerupai air).
(
http://larutan.sifat .dasar.wikipedia._terjemahan.larutan.pdf.org.html.com )
Kita sangat sering melihat
campuran di kehidupan sehari-hari, baik itu campuran homogen ataupun campuran
heterogen. Campuran homogen merupakan campuran dimana semua bagian campuran memiliki
susunan yang sama dan seragam. Campuran homogen disebut juga larutan Contoh
campuran homogen adalah teh dan susu larutan teh dan susu merupakan contoh
campuran homogen karena kita tidak bisa lagi membedakan komponen-komponen
penyusun larutan tersebut, seperti bubuk susu, air,dan gula. Karena
komponen-komponen dalam larutan ini sudah tercampur menjadi satu dan memiliki
susunan komponen yang sama di semua bagian larutan.
Campuran heterogen
merupakan campuran yang penyusunnya tidak seragam atau tidak sama.contoh
campuran heterogen adalah campuran antara tanah dengan batu krikil: campuran
antara tanah dan batu krikil merupakan contoh campuran heterogen karena kita
masih dapat membedakan komponen-komponen penyusunnya. Seperti terlihat pada
gambar kita masih dapat membedakan komponen penyusun campuran antara tanah dan
batu krikil karena di semua bagian campuran tersebut tidak seragam sehingga
kita bisa membedakannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain
jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan
Zat-zat dengan
struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan
zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like
dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air
dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan
air tidak bercampur (completely immiscible).
Pengaruh Temperatur(Suhu) pada Kelarutan
Kelarutan gas
umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air,
sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat
padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi.
Ada
beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh terdapat
kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika
salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis
Le Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses
endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya
bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan tekanan
pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Perubahan tekanan
sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl
sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu.
Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut
dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan
yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam
kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air
bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.
Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl
atau NH3 dalam
air.
Pengaruh Jumlah zat terlarut dan pelarut pada
kelarutan
Jika
jumlah pelarut lebih banyak maka kelarutannya akan makin besar, sedangkan
bila jumlah pelarut lebih sedikit maka
kelarutan akan semakin kecil.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara
molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul-molekul dalam pelarut
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik
jika larutan diencerkan atau dicampur.Bila zat A dilarutkan dalam air atau
pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1. Larutan
encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat
2. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat
Larut dalam air pada tekanan dan temperatur
tertentu.
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan
yang mengandung jumlah zat A yang terlarut
melebihi batas kelarutannya didalam air pada
temperature tertentu. Zat
pelarut
disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solute. Solvent
yang biasa
dipakai :
1. Air,
untuk macam-macam garam.
2. Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
5. Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
6. Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan klorbutanol.
7. Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
2. Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
5. Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
6. Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan klorbutanol.
7. Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
(http://kelarutandila.blogspot.com/)
Efek
suatu ion sekutu terhadap kelarutan. Dalam contoh di depan mengenai perhitungan
hasil kali kelarutan, telah kita tinjau kasus garam-garam yang dilarutkan dalam
air murni. Namun seringkali suatu lrutan mengandung sumber tambahan dari salah
satu ion garam yang sukar larut itu. Pengaruh perubahan konsentrasi satu ion
terhadap konsentrasi ion yang lai merupakan suatu contoh ion sekutu.
(Charles,donal,dkk.1979.Kimia Universitas.halm :7)
Analisa
kualitatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat di gunakan
untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis yang dinamakan
kualitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Anlisis
tak sellu perlu menyatakan sumber senyawa yang menghasilkan ion atau banyknya
(kualitas) ion.
Analisis
kualitatif berlaku untuk anion dan kation. Seperangkat prosedur digunakan untuk
melakukan analisis dinamakan bagan analisis kualitatif.
(Ralph petrucci dan suminar.1992.Kimia Dasar II. Halm :
352).
Kelarutan
Hubungan kelarutan dan suhu untuk
beberapa jenis garam.
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan
suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) [1]. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.(http://online-kelarutan.org/chem-is-try-larutanstabil.html).
Bantu Kami dengan Klik Iklan Berikut,,,
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar