Januari 02, 2013
Menentukan kadar Cl dalam NaCl dengan menggunakan metode gravimetri
7:15:00 AM
| Diposting oleh
Unknown
|
Gravimetri adalah metoda analisa
kimia berdasarkan proses isolasi (pemisahan) dari campuran lain baik pengotor
ataupun senyawa lain dan pengukuran berat suatu endapan. Tahap kerja dari
proses ini meliputi beberapa hal seperti melarutkan analit,mengatur keadaan
larutan (pH, temperatur, membentuk endapan, menumbuhkan kristal, menyaring dan mencuci endapan, memanaskan endapan,
mendinginkan dan menimbang endapan.
Pada penentuan kadar Cl dalam
larutan NaCl dapatb dilakukan dengan jalan membentuk endapan AgCl dengan penambahan
AgNO3 sesuai reaksi berikut :
NaCl + AgNO3 AgCl +
NaNO3
Proses pengendapan biasanya dilaukan
pada konsentrasi yang encer dan reagen AgNO3 ditambahkan secara
berlebihan agar semua Cl dapat mengendap sebagai AgCl. Proses pengendapan akan
berlangsung jika dalam sistem reaksi tersebut diatur nilai perkalian
konsentrasi Ag dan Cl yang bereaksi melebihi nilai Ksp AgCl.
Analisis Gravimetri adalah suatu
bentuk analisis kuantitatif yang berupa penambangan, yaitu suatu proses
pemisahan dan penimbangan suatu komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu
dan dalam keadaan sempurna mungkin. Secara mendasar gravimetri digolongkan
menjadi empat bagian antara lain: gravimetri fisik, thermogravimetri, analisis
pengendapan gravimetri, dan elektrodeposisi.
Beberapa hal tentang gravimetric
yaitu waktu yang diperlukan untuk analisa gravimetri,
menguntungkan karena tidak memerlukan kalibrasi atau standarisasi. Waktu yang
diperlukan dibedakan menjadi 2 macam yaitu: waktu total dan waktu
kerja.Kepekaan analisa gravimetri, lebih ditentukan oleh kesulitan untuk
memisahkan endapan yang hanya sedikit dari larutan yang cukup besar
volumenya.Ketepatan analisa gravimetri, untuk bahan tunggal dengan kadar lebih
dari 100% jarang dapat ditandingi perolehannya. Kekhususan cara gravimetri,
pereaksi gravimetri yang khas (spesifik) bahkan hampir semua selektif dalam
arti mengendapkan sekelompok ion.
Banyaknya komponen dari suatu
analisis biasanya ditentukan melalui hubungan massa atom, massa molekul dan
berat senyawa. Contoh : penentuan ion besi dalam suatu cuplikan. Pemisahan ion
besi dilakukan dengan mereaksikan cuplikan de NH4OH sehingga
terbentuk endapan Fe(OH)3 apabila berat cuplikan adalah A gram,
berat senyawa Fe(OH)3 adalah a gram, maka persen Fe dalam Cuplikan
adalah terkadang
senyawa yang ditimbang berbeda dengan senyawa yang dipisahkan dalam hal
rumusnya.
Misal rumus kimia dari senyawa yang
dipisahkan MgNH4PO4 setelah dipijarkan dan didinginkan
ditimbang sebagai senyawa Mg2P2O7 kita
misalkan berat cuplikan = B gram. Berat senyawa yang ditimbang = b. Maka akan
diperoleh rumus : Catatan : angka 0,5234
dan 0,2162 adalah faktor kimia atau faktor gravimetri.
Metode dalam Analisis Gravimetri
adalah : Metode Pengendapan Endapan menjadi 2 macam yaitu: Endapan dibentuk
dengan reaksi antar analit dengan suatu pereaksi, biasanya berupa senyawa baik
kation maupun anion. Pengendapan dapat berupa anorganik maupun organik Endapan
dibentuk cara elektrokimia (analit dielektrolisa), sehingga terjadi logam
sebagai endapan, dengan sendiri kation diendapkan. Keadaan optimum untuk
pengendapan Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sebagai berikut: Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang
bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat koresipitasi. Peraksi dicampur
perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.
Pengendapan dilakukan pada larutan
panas bila endapan yang terbentuk stabil
pada temperatur tinggi. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama
dengan menggunakan pemanas uap untuk
menghindari adanya koprespitasi. Endapan
harus dicuci dengan larutan encer. Untuk
menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan
ulang
Syarat- syarat endapan gravitasi yaitu
kesempurnaan pengendapan: Pada pembuatan endapan harus
diusahakan kesempurnaan pengendapan tersebut dimana kelarutan endapan dibuat
sekecil mungkin. Dan kemurnian endapan (kopresipitasi): Endapan murni
adalah endapan yang bersih, tidak mengandung, molekul-molekul lain (zat-zat
lain biasanya pengotor atau kontaminan). Kemudian endapan yang kasar: Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak
keecil, halus melainkan.adapun Endapan yang bulky: Endapan dengan volume atau
berat besar, tetapi berasal dari analit yang hanya sedikit. Yang terakhir endapan yang spesifik: Pereaksi yang digunakan hanya dapat
mengendapkan komponen yang dianalisa. Macam-macam endapan yakni yang pertama endapan koloid
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
NaCl akan mengendapkan reagent: AgCl pembentukan
endapan koloid (amorf). Yang kedua Endapan kristal:
Endapan tipe ini lebih mudah dikerjakan karen mudah disaring dan dibersihkan. Yang
ketiga endapan yang dibawa oleh pengotor (Co
precipitation). Sumber-sumber Co
prepicitation: Absorbi permukaan, Pembentukan
campuran kistal, 30 mekanika, Napan homogen (homogenous
precipitatoin) .
Endapan homogen adalah cara
pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengandap tidak dalam bentuk jadi
melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan pengendap tersebut.
Contoh: homogenos prepicitation tidak digunakan etil oksalat (C2H5O)C2O
yang tidak dapat mengion menjadi C2Om2- tetapi
harus terhidrolisa sbb:
(C2H5O)2C2O4
+ 2H2O → 2C2H5OH + H2C2O4
Pengotoran endapan Macam-macam
pengotor yang dibedakan menjadi dua yaitu: Yang pertama Pengotoran karena
pengendapan sesungguhnya adalah: Pengendapan bersama (simultaneous
precipitation). Kotoran mengendap bersama waktu dengan endapan analit. Contoh:
Al(OH) sebagai pengotor Fe(OH)3. Pengendapan susulan (post precipitation). Yang kedua Pengotoran
karena terbawa (Co-precipitation). Pengotoran ini tidak mengendap melainkan hanya
terbawa oleh endapan analat. Kotoran isomorf dan dapat
campur dengan inang ini dapat terjadi bila bahan pengotoran dan endapan
mempunyai kesamaan tipe rumus molekul maupun bentuk molekul. Kotoran larut dalam inang dimana zat sendiri larut dalam
zat padat lalu ikut terbawa sebagai kotoran. Contohnya Ba(NO3)2 dan
KNO3 yang larut dalam BaSO4 pada kedua jenis pengotoran
diatas kotoran tersebar diseluruh kristal. Kotoran teradsorpsi pada permukaan
endapan. Terjadi karena gaya tarik menarik antara ion yang teradsorpsi dan
ion-ion lawannya pada permukaan endapan. Kotoran
teroklusi oleh inang (terkurung). Dapat terjadi apabila kristal tumbuh terlalu
cepat dari butirn kecil menjadi besa dalam hal ini ion tidak sempat dilepaskan,
tetapi sudah tertutup dalam kristal.
Adapun usaha mengurangi pengotor sebelum
membentuk endapan dengan jalan menyingkirkan bahan-bahan yang akan mengotori
Selama membentuk endapan. Endapan hanya terbentuk bila larutan yang
bersangkutan lewat jenuh terhadap endapan tersebut yaitu larutan mengandung zat
itu melebihi konsentrasi larutan jenuh, dengan tahap-tahap sebagai
berikut:Tahap I: Pada pengembangan ialah nukleai dalam hal ini ion-ion dari
molekul yang akan diendapkan mulai terbentuk inti yaitu pasangan beberapa ion
menjadi butir-butir miniskus (sangat kecil). Tahap II: Pertumbuhan kristal
yaitu inti tersebut menarik molekul lain sehingg dari kumpulan hanya beberapa
molekul tumbuh menjadi butiran lebih besar
Tahap tahap dari Metode Pengendapan :Tambahkan pereaksi pada cuplikan,Pisahkan
komponen yang akan dianalisis dengan pengendapan ,ditapis, cuci dengan elektrolit yang mengandung ion sejenis untuk menghilangkan
kotoran-kotoran pada permukaan dan juga mencegah peptisasi. Untuk mengetahui
kadar kotoran setelah pencucian bisa dicari dengan rumus keterangan: Cn = konsentrasi kotoran setelah
dicuci sebanyak n kali Co = konsentrasi kotoran sebelum dicuci U = volume sisa stelah endapan dikeringkan V = volume Cairan yang digunakan setiap pencucian, panaskan.
Alat yang biasanya digunakan sebagi
penapis dalam analisis gravimetri antara lain: kertas saring, gelas sinter, krus gooch. Alat pemanasnya adalah Oven listrik dan
tungku. Selain alat-alat diatas ada pula alat yang disebut eksikator dengan fungsi untuk menyimpan suatu bahan agar memiliki
kadar air yang tetap.
Gravimetri
merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang
telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal
kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetric memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu factor-faktor
koreksi dapat digunakan.
Zat ini mempunyai
ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan
dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi , semakin lama
waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya.
Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi
tetapi tidak pada kopresipitasi.
Analisis
gravimetri dapat berlangsung baik, jika persyaratan berikut dapat terpenuhi :
Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna (sisa analit
yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan
yang dihasilkan stabil dan sukar larut. Endapan yang terbentuk harus dapat
dipisahkan dengan mudah dari larutan (dengan penyaringan). Endapan yang
ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi
sistem senyawa tertentu) dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih
lanjut (Ainkkae. 2010)
Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri
mencapai hasil harus dipenuhi dua
kriteria yaitu : yang mendekati nilai sebenarnya proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen
lainnya berlangsung sempurna. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan
tepat tidak komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian
yang tinggi bercampur dengan zat pengotor. Perhitungan dalam analisis gravimetri : Dalam
analisis gravimetri endapan yang dihasilkan ditimbang dan dibandingkan dengan
berat sampel Prosentase berat analit A terhadap sampel dinyatakan dengan
persamaan. Untuk menetapkan berat analit dari berat endapan sering dihitung
melalui faktor gravimetri. Faktor
gravimetri : sebagai jumlah berat analit
dalam 1 gram berat endapan Hasil kali dari berat endapan P dengan faktor
gravimetri sama degan berat analit. Berat analit (A) = berat endapan P x
faktor gravimetri. Faktor
gravimetri ditentukan oleh dua faktor yaitu : berat molekul atau atom dari analit berat molekul dari endapan, % A berfungsi untuk
menghitung bobot analit dari bobot endapan sering digunakan faktor gravimetri dan bobot A = bobot P
x faktor gravimetri
Analisis
gravimetri banyak diaplikasikan untuk
analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat dalam sistem peiodik unsur untuk
analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kholesterol pada cereal dan
laktosa pada produk susu.Kholsterol sebagai steroid alkophol dapat diendapkan
secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebut digitonin ( Mr = 1214 ) membentuk kompleks 1 : 1
yang tidak larut. (Annisa. 2009)
Analisis
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat konstannya.
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan
dari sejumlah bahan yang dianalisis dan bagian terbesar dari analisis gravimetri ini menyangkut perubahan unsur atau gugus dari
senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan
mantap sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Pemisahan
unsur murni yang terdapat dalam senyawa berlangsung
melalui beberapa jalan, antara lain : pengendapan, penguapan atau pengeringan, pengendapan
melalui listrik, serta cara-cara fisis lainnya.
Kelebihan
cara gravimetri dari cara volumetri adalah bahwa penyusun yang dicari
dapat diketahui pengotornya, sehingga bila diperlukan dapat dilakukan pembetulan. Dan kekurangannya adalah membutuhkan waktu
yang lama. Prinsip
penetuan kadar kadar sulfat dalam pupuk ZA adalah pengendapan ion sulfat dalam
suasana basa oleh BaCl2 sehingga terbentuk BaSO4 kristal
yang bentuknya seragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
sulfat dalam pupuk ZA adalah berat
pupuk, berat kertas saring, berat endapan, volume aquadest dan volume
larutan pupuk. (Underwood.1989. Analisa kimia Kuantitatif: Hal 237)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
.:: Search
.:: Koleksi e-Book
- Physics for scientists and engineers (6ed , Thomson, 2004)
- Fundamentals of Physics
- Fundamentals of physics 9th edition by jearl walker david halliday
- Fundamentals Of Physics 8E (Halliday) Instructors Solution Manual
- Vogels quantitative chemical analysis 5th edition
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Modern analytic chemistry
- Vogels text book of macro and semimicro qualitative inorganic analysis 5th ed
- anorganik_1
- A text book of inorganic chemistry by k newton friend
- Ebook inorganic chemistry pearson miessler tarr 3rd edition
- Students general organic and natural product chemistry
- Wyatt organic synthesis strategy and control
- Writing reaction mechanisms in organic chemistry elsevier
- Vogels text book of practical organic chemsitry
- Vogel arthur a text book of practical organic chemistry
- The art of problem solving in organic chemistry
- Quickstudy organic chemistry reactions
- Quickstudy organic chemistry fundamentals
- Outline of organic chemistry
- Organic chemistry 4th ed paula bruice
- Organic chemistry 2000 oxford clayden
- Organic chemistry morrison boyd
- Organic chemistry by solomon and fhryle 10th ed
- Organic chemistry by john mcmurry
- Kimia organik i jilid 1
- Keynotes in organic chemistry
- Experiments in organic chemistry by fieser 2nd ed
- Dean handbook of organic chemistry 2nd edition
- Basic principles of organic chemistry by john d roberts
- organic chemistry
- guidebook to mechanism in organic chemistry
- atkins_physical_chemistry 8e solutions manual
- biokimia_lehninger
- Vogel elementary quantitative organic analysis
- Bio Kimia Lehninger
.:: Download
- Materi PIL PSBM_SUKUNAN
- Tugas ppt KO karbohidrat
- Makalah PE Glabol Warming
- Makalah PE Biodiesel
- Makalah PE Nuklir
- Makalah PE Bioetanol
- Makalah PE Sel Surya
- Makalah PE Biomassa
- Materi Kuliah KO keynotes
- Materi kuliah KO protein 2
- Materi kuliah KO amina dan amida
- Materi Kuliah KO lipid 3
- Materi KO lipid 2
- Materi Kuliah KO clayden
- Materi Kuliah KO lipid
- Materi Kuliah DKA titrasi kompleksometri
- Materi Kuliah DKA analisa DO
- Materi kuliah KO Karbohidrat
- Materi kuliah titrasi redoks
- Materi kuliah titrasi pengendapan
- Materi kuliah Struktur padatan
- Materi kuliah Amina dan Amida
- makalah PE sel surya
- makalah PE energi
- makalah PE panas bumi
- makalah PE migas
- makalah PE batu bara
- bilangan oksidasi nitrogen
- kekuatan asam dalam medium air
- efek ion bersamaan
- stoikiometri reaksi logam dengan garam
- fotokimia reduksi ion besi(III)
- pemurnian bahan melalui rekristalisasi
- pembuatan kalium nitrat
- efek ion bersamaan
- Laporan praktikum identifikasi gugus fungsi
.:: Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar